Sampit (ANTARA) - Penangkapan tiga terduga teroris membuat kaget masyarakat, terutama warga di Jalan Pemuda, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, di sekitar tempat para terduga teroris itu tinggal.
"Kaget setelah mengetahui ini, karena selama ini tidak ada aktivitas yang mencurigakan. Kalau bertemu, mereka juga ramah. Rumah makan mereka juga ramai pembeli," kata Anwar, pemilik toko fotokopi di Jalan Pemuda, Kamis.
Toko tempat Anwar menjalankan usaha jasa fotokopi itu berdampingan dengan rumah makan tempat para terduga teroris itu tinggal. Rumah makan itulah yang digeledah oleh tim Densus 88 Antiteror Polri dibantu Satbrimob Polda Kalteng, karena diduga menjadi tempat tinggal tiga terduga teroris, yaitu MS alias L, ARE alias AZ alias AQ, dan RT alias F alias ZAY.
Polisi menduga ketiga terduga teroris itu dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke Islamic State (ISIS) dan berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi dan penggantinya. Para terduga teroris itu, diduga akan menjalankan aksinya di daerah ini pada akhir tahun, namun keburu ditangkap.
Menurut Anwar, rumah makan yang digeledah Tim Densus 88 Antiteror itu sudah buka sekitar satu tahun. Ada empat orang yang menghuni rumah makan sekaligus tempat tinggal itu, yakni sepasang suami istri dan dua pria lainnya, salah satunya biasa terlihat menggunakan kursi roda.
Anwar mengaku tidak terlalu kenal dengan orang-orang yang tinggal di rumah makan tersebut, namun mereka selalu bertegur sapa ketika bertemu. Beberapa dari mereka terlihat sering beribadah ke Masjid Noor Agung yang lokasinya berada di seberang jalan.
Selama ini tidak terlihat aktivitas mencurigakan di rumah makan tersebut. Oleh karena itulah, warga setempat tidak ada yang curiga dan tidak menyangka jika kemudian tetangga mereka itu merupakan terduga teroris.
Saat penggeledahan, Anwar tidak melihat secara langsung karena sedang ada urusan di luar. Hanya ada seorang karyawan perempuan yang menjaga tokonya. Namun karyawan tersebut juga langsung masuk ke dalam toko ketika melihat banyak mobil datang dan polisi keluar menggeledah rumah makan yang diduga menjadi tempat tinggal terduga teroris.
"Saat saya datang masih ada dua mobil, tapi kemudian langsung meninggalkan lokasi. Saya tidak tahu kalau itu penggeledahan, karena memang tidak ada warga yang melihat dari dekat," kata Anwar.
Rahmat, seorang warga setempat lainnya mengaku juga tidak menyangka kejadian itu. Dia sering membeli makanan di rumah makan tersebut. Tidak ada hal yang mencurigakan atau mengarah pada kegiatan teroris.
"Selama ini biasa-biasa saja. Tapi memang saat melayani pembeli, mereka tidak banyak bicara. Tapi menurut saya itu biasa saja. Tidak ada yang mencurigakan. Makanya saya kaget mendengar kejadian ini," ujar Rahmat.
Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Nanang Avianto diwakili Kepala Bidang Humas Kombes Pol Kismanto Eko Saputro saat dihubungi, membenarkan penangkapan tiga orang terduga teroris. Satu orang ditangkap di Palangka Raya dan dua orang ditangkap di Sampit pada Selasa (21/12) malam.
Ketiga terduga teroris tersebut berinisial MS alias L, ARE alias AZ alias AQ, dan RT alias F alias ZAY. Mereka diduga teroris dari Jaringan Ansharud Daulah (JAD) yang berafiliasi ke Islamic State (ISIS) dan berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi dan penggantinya. Mereka diduga akan melakukan aksi teror di Kalteng pada akhir tahun 2021.
Para terduga teroris itu dibawa ke Palangka Raya untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, tim juga terus mendalami kasus ini, karena para terduga pelaku dikabarkan merekrut sejumlah orang sebagai simpatisan untuk mendukung rencana aksi mereka.
"Kasus ini terus didalami. Mereka akan diperiksa secara intensif," demikian Eko.
"Kaget setelah mengetahui ini, karena selama ini tidak ada aktivitas yang mencurigakan. Kalau bertemu, mereka juga ramah. Rumah makan mereka juga ramai pembeli," kata Anwar, pemilik toko fotokopi di Jalan Pemuda, Kamis.
Toko tempat Anwar menjalankan usaha jasa fotokopi itu berdampingan dengan rumah makan tempat para terduga teroris itu tinggal. Rumah makan itulah yang digeledah oleh tim Densus 88 Antiteror Polri dibantu Satbrimob Polda Kalteng, karena diduga menjadi tempat tinggal tiga terduga teroris, yaitu MS alias L, ARE alias AZ alias AQ, dan RT alias F alias ZAY.
Polisi menduga ketiga terduga teroris itu dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke Islamic State (ISIS) dan berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi dan penggantinya. Para terduga teroris itu, diduga akan menjalankan aksinya di daerah ini pada akhir tahun, namun keburu ditangkap.
Menurut Anwar, rumah makan yang digeledah Tim Densus 88 Antiteror itu sudah buka sekitar satu tahun. Ada empat orang yang menghuni rumah makan sekaligus tempat tinggal itu, yakni sepasang suami istri dan dua pria lainnya, salah satunya biasa terlihat menggunakan kursi roda.
Anwar mengaku tidak terlalu kenal dengan orang-orang yang tinggal di rumah makan tersebut, namun mereka selalu bertegur sapa ketika bertemu. Beberapa dari mereka terlihat sering beribadah ke Masjid Noor Agung yang lokasinya berada di seberang jalan.
Selama ini tidak terlihat aktivitas mencurigakan di rumah makan tersebut. Oleh karena itulah, warga setempat tidak ada yang curiga dan tidak menyangka jika kemudian tetangga mereka itu merupakan terduga teroris.
Saat penggeledahan, Anwar tidak melihat secara langsung karena sedang ada urusan di luar. Hanya ada seorang karyawan perempuan yang menjaga tokonya. Namun karyawan tersebut juga langsung masuk ke dalam toko ketika melihat banyak mobil datang dan polisi keluar menggeledah rumah makan yang diduga menjadi tempat tinggal terduga teroris.
"Saat saya datang masih ada dua mobil, tapi kemudian langsung meninggalkan lokasi. Saya tidak tahu kalau itu penggeledahan, karena memang tidak ada warga yang melihat dari dekat," kata Anwar.
Rahmat, seorang warga setempat lainnya mengaku juga tidak menyangka kejadian itu. Dia sering membeli makanan di rumah makan tersebut. Tidak ada hal yang mencurigakan atau mengarah pada kegiatan teroris.
"Selama ini biasa-biasa saja. Tapi memang saat melayani pembeli, mereka tidak banyak bicara. Tapi menurut saya itu biasa saja. Tidak ada yang mencurigakan. Makanya saya kaget mendengar kejadian ini," ujar Rahmat.
Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Pol Nanang Avianto diwakili Kepala Bidang Humas Kombes Pol Kismanto Eko Saputro saat dihubungi, membenarkan penangkapan tiga orang terduga teroris. Satu orang ditangkap di Palangka Raya dan dua orang ditangkap di Sampit pada Selasa (21/12) malam.
Ketiga terduga teroris tersebut berinisial MS alias L, ARE alias AZ alias AQ, dan RT alias F alias ZAY. Mereka diduga teroris dari Jaringan Ansharud Daulah (JAD) yang berafiliasi ke Islamic State (ISIS) dan berbaiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi dan penggantinya. Mereka diduga akan melakukan aksi teror di Kalteng pada akhir tahun 2021.
Para terduga teroris itu dibawa ke Palangka Raya untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, tim juga terus mendalami kasus ini, karena para terduga pelaku dikabarkan merekrut sejumlah orang sebagai simpatisan untuk mendukung rencana aksi mereka.
"Kasus ini terus didalami. Mereka akan diperiksa secara intensif," demikian Eko.