Sampit (ANTARA) - Duka mendalam dirasakan keluarga Lim Sukardi karena menantunya yaitu Letda Laut Munawir yang sempat berniat pindah ke Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalteng menjadi salah satu awak kapal selam KRI Nanggala-402 yang dinyatakan tenggelam di perairan Bali pada Rabu (21/4) dini hari.
"Ini musibah. Kami masih berharap bisa ditemukan selamat. Tapi kalau tidak, mudah-mudahan tetap bisa ditemukan," kata Lim Sukardi ditemui di Bandara Haji Asan Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Minggu.
Letda Laut Munawir merupakan warga Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Dia menikah dengan Cica Yuemi yang merupakan putri pertama Lim Sukardi.
Saat itu Cica sedang kursus menjahit di Surabaya dan bertemu dengan Munawir yang kemudian menikahinya. Pasangan ini dikaruniai dua orang putri yaitu Aura Aulia Maharani dan Cinta Aurelia Az-Zahra. Aura saat ini duduk di kelas XII dan sedang giat berlatih untuk masuk menjadi taruna mengikuti karier sang ayah, sedangkan Cinta masih duduk di Kelas VI.
Lim Sukardi sempat meneteskan air mata ketika menceritakan tentang musibah yang dialami Munawir. Selama ini menantunya itu berperangai sangat baik terhadap keluarga.
Menurut Lim, menantunya tersebut sudah berniat pindah ke Sampit. Dia juga sudah mengusulkan pindah tugas ke daerah ini namun belum disetujui pimpinannya.
Sebelum pandemi COVID-19 terjadi, Munawir dan keluarganya biasanya setiap tahun pulang ke Sampit.
Dia senang berada di Sampit, bahkan sudah membangun toko yang rencananya dijadikan tempat usaha sang istri.
"Di Samuda kan ada Pos TNI AL, nah dia mengusulkan pindah ke sana atau ke Banjarmasin, kan masih dekat dengan Sampit. Biasanya menjelang lebaran ini mereka sekeluarga biasanya ke Sampit untuk berlebaran di sini," kenang Lim Sukardi yang didampingi putrinya, Citra Pataha Yuemi.
Lim Sukardi mengaku kaget menerima kabar dari Cica bahwa kapal selam KRI Nanggala-402 tempat Munawir bertugas, dinyatakan hilang kontak pada Rabu (21/4) dini hari.
Dia memberi semangat kepada sang anak seraya sama-sama mendoakan agar kapal selam yang diproduksi tahun 1977 itu bisa ditemukan dan seluruh kru dalam kondisi selamat. Namun kemarin diumumkan bahwa kapal selam tersebut dinyatakan tenggelam di kedalaman sekitar 850 meter.
Sebagai mertua, Lim Sukardi merasa sedih dan turut merasakan kesedihan sang anak. Namun di satu sisi, mereka menyadari bahwa musibah itu risiko yang memang mungkin bisa saja dialami Munawir saat menjalankan tugas.
Lim Sukardi bertolak ke Surabaya untuk mendampingi sang anak agar tetap kuat menghadapi musibah ini.
Pihak keluarga berharap kapal selam KRI Nanggala-402 ditemukan beserta seluruh kru dalam kondisi apapun.
"Dia menjalankan tugas. Setiap hari dia memang tugas di sana. Apapun kondisinya, kami harus kuat menerimanya. Tapi berharap bisa ditemukan dalam kondisi apapun," demikian Lim Sukardi.
Berita Terkait
Menko PMK Muhadjir beri dukungan moral keluarga Serda Diyut
Minggu, 25 April 2021 20:52
Pemkot Surabaya beri perhatian 11 istri ksatria KRI Nanggala 402
Kamis, 4 November 2021 17:20
Asosiasi awak kapal selam Jerman berduka untuk kru KRI Nanggala 402
Jumat, 30 April 2021 11:13
Presiden Jokowi bertemu keluarga prajurit KRI Nanggala-402 di Lanudal Juanda
Kamis, 29 April 2021 10:31
Dubes Rusia sampaikan belasungkawa atas tenggelamnya KRI Nanggala 402
Rabu, 28 April 2021 14:06
Pesan akhir Serda Diyut sebelum menyelam bersama KRI Nanggala 402
Rabu, 28 April 2021 4:53
Gubernur Jabar beri bantuan Rp100 juta keluarga almarhum Letkol Irfan Suri
Selasa, 27 April 2021 18:00
Pemkab Kediri beri beasiswa anak kru KRI Nanggala-402
Selasa, 27 April 2021 12:40