Jakarta (ANTARA) - Pusat keIslaman Indonesia (IIC) di London, Inggris, terus mendorong upaya pembangunan Masjid Indonesia di kota itu dengan menyepakati pelunasan bangunan di lokasi baru selama 6 hingga 9 bulan.
Total dana yang perlu disiapkan panitia untuk membeli bangunan ini adalah 1,5 juta poundsterling (setara Rp28,57 miliar) dengan 100 ribu poundsterling biaya administrasi jual beli yaitu di antaranya untuk biaya survei resmi dan pengacara (solicitor), demikian perwakilan panitia IIC Berry Natalegawa dalam keterangannya diterima pada Kamis (23/12) malam.
Lokasi bangunan berada di wilayah Neasden, Barat Laut London sekitar 9 km dari pusat kota.
Bangunan terdiri atas 2 lantai dengan luas 368,5 meter persegi dinilai strategis karena dekat dengan stasiun kereta bawah tanah, jalur bus, dan jalan lingkar utara yang menghubungkan Central London.
“Nilai plus selain lokasi yang cukup strategis, adalah bangunan ini sudah berizin sebagai tempat ibadah dan bisa menampung hingga 500 orang ," tambah Berry menjelaskan sebelumnya bangunan digunakan sebagai gereja.
Kondisi ruangan dalam bangunan yang akan digunakan untuk Masjid Indonesia di wilayah Neasden, Barat Laut London. (ANTARA/HO-IIC)
Menurut dia, kondisi bangunan tidak memerlukan perbaikan besar untuk segera bisa digunakan.
Selain itu, bangunan lama yang sebelumnya ditempati IIC juga dalam proses penawaran penjualan ke pihak lain.
"Dari hasil penjualan rumah ini nanti dan donasi yang sudah terkumpul hingga saat ini, maka kekurangan dananya 600 ribu poundsterling, “ kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid IIC London Eko Kurniawan.
Dia menambahkan mulai Januari 2022, panitia akan meluncurkan rencana penggalangan dana.
Hingga berita ini dimuat, dana yang tersedia sebesar 900 ribu poundsterling yang berasal dari hasil penjualan bangunan lama IIC senilai 560 ribu poundsterling, dan pengumpulan donasi sebesar 340 ribu poundsterling.
“Untuk itu kekurangan dana yang diperlukan adalah sebesar 600 ribu poundsterling atau sekitar Rp12 miliar yang harus lunas dalam 6 hingga 9 bulan ke depan sesuai nanti hasil negosiasi dengan pemilik bangunan yang sedang kita tawar ini, “ demikian keterangan IIC London.
Total dana yang perlu disiapkan panitia untuk membeli bangunan ini adalah 1,5 juta poundsterling (setara Rp28,57 miliar) dengan 100 ribu poundsterling biaya administrasi jual beli yaitu di antaranya untuk biaya survei resmi dan pengacara (solicitor), demikian perwakilan panitia IIC Berry Natalegawa dalam keterangannya diterima pada Kamis (23/12) malam.
Lokasi bangunan berada di wilayah Neasden, Barat Laut London sekitar 9 km dari pusat kota.
Bangunan terdiri atas 2 lantai dengan luas 368,5 meter persegi dinilai strategis karena dekat dengan stasiun kereta bawah tanah, jalur bus, dan jalan lingkar utara yang menghubungkan Central London.
“Nilai plus selain lokasi yang cukup strategis, adalah bangunan ini sudah berizin sebagai tempat ibadah dan bisa menampung hingga 500 orang ," tambah Berry menjelaskan sebelumnya bangunan digunakan sebagai gereja.
Menurut dia, kondisi bangunan tidak memerlukan perbaikan besar untuk segera bisa digunakan.
Selain itu, bangunan lama yang sebelumnya ditempati IIC juga dalam proses penawaran penjualan ke pihak lain.
"Dari hasil penjualan rumah ini nanti dan donasi yang sudah terkumpul hingga saat ini, maka kekurangan dananya 600 ribu poundsterling, “ kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid IIC London Eko Kurniawan.
Dia menambahkan mulai Januari 2022, panitia akan meluncurkan rencana penggalangan dana.
Hingga berita ini dimuat, dana yang tersedia sebesar 900 ribu poundsterling yang berasal dari hasil penjualan bangunan lama IIC senilai 560 ribu poundsterling, dan pengumpulan donasi sebesar 340 ribu poundsterling.
“Untuk itu kekurangan dana yang diperlukan adalah sebesar 600 ribu poundsterling atau sekitar Rp12 miliar yang harus lunas dalam 6 hingga 9 bulan ke depan sesuai nanti hasil negosiasi dengan pemilik bangunan yang sedang kita tawar ini, “ demikian keterangan IIC London.