Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengharapkan pemerintah daerah mewaspadai hunian warga di lereng-lereng bukit yang dapat memicu bencana tanah longsor.
Risma mengatakan dampak pemanasan global luar biasa, sehingga curah hujan setiap tahun makin berat, dan hampir seluruh wilayah Indonesia terjadi longsor
"Kondisi di Sibolga juga persis seperti di Jayapura. Saya berharap pemerintah lainnya, tidak hanya pemerintah Jayapura saja untuk mewaspadai hunian warga yg ada di lereng-lereng bukit," ujar dia dalam konferensi pers di GOR Waringin, Jayapura, Papua, Kamis.
Ia mengatakan prediksi cuaca ekstrem tidak hanya terparah pada Januari, melainkan sampai dengan Maret 2022.
"Kita tidak boleh lengah dan mewaspadai bila terjadi hujan," ujar dia.
Risma mengatakan untuk menghindari jatuhnya korban akibat banjir dan longsor, sebaiknya warga yang terdampak bencana ditempatkan di suatu tempat yang dinyatakan aman. Pihaknya akan memfasilitasi tenda untuk pengungsian.
Seperti kejadian di Jawa Barat, pihaknya memilih lokasi di Sukabumi untuk mitigasi bencana saat warga perlu mengungsi ketika banjir datang.
"Jadi 'temporary' (sementara waktu) hunian ini akan sangat membantu mengurangi dampak dari korban karena selama ini curah hujan semakin berat," ujar dia.
Sebelumnya, Risma meninjau longsor yang terjadi di Asrama Bhayangkara Polri Jayapura.
Bangunan yang berdiri di lereng bukit tampak tertimpa reruntuhan tanah akibat longsor, sehingga menyisakan dua rumah yang selamat.
Banjir yang terjadi pada empat di antara lima distrik di Kota Jayapura menyebabkan 8.268 warga terdampak.
Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Alam Kota Jayapura Rustan Saru mengatakan sebagian besar warga memilih tidak mengungsi dan tetap bertahan di rumahnya karena takut barang dan harga bendanya dijarah.
Namun, bagi warga yang rumahnya tidak bisa ditempati akibat rusak berat dan peralatan rumah tangga rusak, memilih mengungsi sejak Minggu (9/1) malam.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mencatat delapan orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Jayapura, Papua, yang terjadi sejak Kamis (6/1) itu.
Risma mengatakan dampak pemanasan global luar biasa, sehingga curah hujan setiap tahun makin berat, dan hampir seluruh wilayah Indonesia terjadi longsor
"Kondisi di Sibolga juga persis seperti di Jayapura. Saya berharap pemerintah lainnya, tidak hanya pemerintah Jayapura saja untuk mewaspadai hunian warga yg ada di lereng-lereng bukit," ujar dia dalam konferensi pers di GOR Waringin, Jayapura, Papua, Kamis.
Ia mengatakan prediksi cuaca ekstrem tidak hanya terparah pada Januari, melainkan sampai dengan Maret 2022.
"Kita tidak boleh lengah dan mewaspadai bila terjadi hujan," ujar dia.
Risma mengatakan untuk menghindari jatuhnya korban akibat banjir dan longsor, sebaiknya warga yang terdampak bencana ditempatkan di suatu tempat yang dinyatakan aman. Pihaknya akan memfasilitasi tenda untuk pengungsian.
Seperti kejadian di Jawa Barat, pihaknya memilih lokasi di Sukabumi untuk mitigasi bencana saat warga perlu mengungsi ketika banjir datang.
"Jadi 'temporary' (sementara waktu) hunian ini akan sangat membantu mengurangi dampak dari korban karena selama ini curah hujan semakin berat," ujar dia.
Sebelumnya, Risma meninjau longsor yang terjadi di Asrama Bhayangkara Polri Jayapura.
Bangunan yang berdiri di lereng bukit tampak tertimpa reruntuhan tanah akibat longsor, sehingga menyisakan dua rumah yang selamat.
Banjir yang terjadi pada empat di antara lima distrik di Kota Jayapura menyebabkan 8.268 warga terdampak.
Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Alam Kota Jayapura Rustan Saru mengatakan sebagian besar warga memilih tidak mengungsi dan tetap bertahan di rumahnya karena takut barang dan harga bendanya dijarah.
Namun, bagi warga yang rumahnya tidak bisa ditempati akibat rusak berat dan peralatan rumah tangga rusak, memilih mengungsi sejak Minggu (9/1) malam.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mencatat delapan orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Jayapura, Papua, yang terjadi sejak Kamis (6/1) itu.