Bengaluru (ANTARA) - Sebagian besar mata uang Asia sedikit lebih tinggi dalam perdagangan tipis pada Senin, menjelang pekan dengan pertemuan penting bank sentral Australia (RBA), Inggris (BOE) dan Eropa (ECB), sementara saham menguat meskipun melonjaknya harga minyak menambah kekhawatiran atas inflasi.

Rupiah Indonesia, ringgit Malaysia dan peso Filipina menguat antara 0,1 persen dan 0,2 persen bahkan ketika dolar tetap kuat didukung oleh ekspektasi kenaikan suku bunga. Pasar sekarang memperkirakan peluang lebih dari 90 persen dari setidaknya empat kenaikan suku bunga hingga akhir tahun di ekonomi terbesar dunia dan peluang 67 persen setidaknya lima kali

Pasar saham di sebagian wilayah juga bergerak lebih tinggi pada Senin, dengan saham India (NSEI) dan Filipina (PSI) masing-masing naik sekitar 1,5 persen. Pasar keuangan di China dan Korea Selatan ditutup pada Senin untuk malam Tahun Baru Imlek.

Saham India naik setelah dua minggu mengalami kerugian besar, karena investor mengambil saham teknologi yang melemah, dengan banyak pendapatan blue-chip dan anggaran federal menjadi fokus. Rupee India naik 0,1 persen.

Di China, data pada Minggu (30/1) menunjukkan bahwa aktivitas pabrik negara itu melambat pada Januari karena kebangkitan kasus COVID-19 dan penguncian yang ketat memukul produksi dan permintaan.

"Secara keseluruhan, sentimen (di China) tetap ekspansi menjelang liburan Tahun Baru Imlek, dibantu oleh upaya stimulus resmi," tulis analis di TD Securities dalam sebuah catatan.

"Meskipun langkah-langkah stimulus resmi kemungkinan akan membantu menghindari pelambatan tajam dalam pertumbuhan, sentimen di antara manufaktur dan jasa-jasa tidak mungkin kembali ke tingkat sebelum COVID dalam waktu dekat."

Indeks Komposit Shanghai telah kehilangan sekitar 7,6 persen tahun ini, setelah naik hampir 5,0 persen pada tahun 2021.

Mata uang dan saham Indonesia (JKSE) sebagian besar cenderung datar pada Senin, beberapa hari setelah pembuat kebijakan negara itu mengguncang pasar global dengan pembatasan beberapa ekspor komoditas terbesarnya - dan dengan lebih banyak langkah seperti itu dikerjakan.

Nikkei Jepang melambung 1,3 persen dari palung 14-bulan, meskipun data output industri dan penjualan ritel di bawah perkiraan.

Saham Malaysia tergelincir 0,5 persen, sementara Indeks Straits Times Singapura (STI) naik tipis 0,1 persen.
 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024