Jayapura (ANTARA) - Warga di Perbatasan Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua merasa bersyukur menerima pesanan 175 tumang sagu (karung 25 kilo gram) dari Deputi II Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kemendagri Paulus Waterpauw bersama kolega untuk mengawali tahun ini khususnya pada masa pandemi COVID-19.
Pengelola pabrik sagu di Kampung Skouw Yambe Sostenes Rollo dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan pesanan sebanyak itu akan dikerjakan bersama kelompok masyarakat di perbatasan.
"Tentunya ini pesanan yang sangat banyak, kami bangga dan senang karena ada yang pesan sagu di tempat kami," katanya.
Menurut Sostenes, kunjungan kerja yang dilakukan Deputi II BNPP Kemendagri Paulus Waterpauw bersama pemangku kepentingan lainnya telah memberikan motivasi kepada masyarakat setempat untuk mengawali tahun ini dengan usaha yang keras guna menjawab tantangan pesanan sagu hampir 200 tumang (karung), apalagi sejak Natal tahun lalu hingga Januari 2022, pesanan sagu dari konsumen turun drastis.
"Senang, karena kalau langsung datang bisa melihat secara dekat alat kerja yang kami gunakan untuk mengolah sagu, kami butuh perhatian dari semua pihak, bantu pasarkan sagu," ujarnya.
Sementara itu, Deputi II BNPP Kemendagri Paulus Waterpauw mengatakan kunjungan ke batas negara merupakan amanah dari Inpres Nomor 1 Tahun 2021 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan, salah satunya Skouw yang berada di Kota Jayapura, Papua.
"Saya deputi II BNPP yang bertugas untuk melaksanakan sinergitas, koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, dalam rangka mengamanatkan Inpres Nomor 1 Tahun 2021 itu, percepatan pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan," katanya.
Dia menjelaskan percepatan pembangunan di kawasan perbatasan, sebenarnya merupakan tugas bersama pemangku kepentingan, sehingga perlunya sinergitas dari kementerian dan lembaga terkait di mana pemerintah dalam hal ini negara melalui perpanjangan tangan di provinsi dan Kota Jayapura, ataupun kabupaten-kabupaten lainnya bisa menterjemahkan hal tersebut.
"BNPP ditugaskan dan hadir bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung dan mendorong bagaimana potensi di perbatasan ini mendatangkan kesejahteraan untuk masyarakat setempat," ujarnya.
Dia menambahkan salah satunya dengan cara membeli hasil sumber daya alam yang dikelola oleh masyarakat perbatasan, dengan begitu, akan ada rangsangan ekonomi kepada masyarakat sehingga bisa terus mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sekadar diketahui, dalam kunjungan kerjanya, mantan Kepala Badan Intelejen Keamanan (Kabaintelkam) Polri tersebut didampingi Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Iman Djuniawal, Kepala Badan Perbatasan Kota Jayapura Mathius Pawara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Jayapura Matheyis Sibi dan Kepala Kampung Holtekamp Husein serta Kapolsek Muara Tami AKP Junan Plitomo.
Sebelum kunjungan ke Kampung Skouw Yambe, Deputi II Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kemendagri bersama rombongan juga berkunjung ke petani ikan air payau di Kampung Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
Pengelola pabrik sagu di Kampung Skouw Yambe Sostenes Rollo dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan pesanan sebanyak itu akan dikerjakan bersama kelompok masyarakat di perbatasan.
"Tentunya ini pesanan yang sangat banyak, kami bangga dan senang karena ada yang pesan sagu di tempat kami," katanya.
Menurut Sostenes, kunjungan kerja yang dilakukan Deputi II BNPP Kemendagri Paulus Waterpauw bersama pemangku kepentingan lainnya telah memberikan motivasi kepada masyarakat setempat untuk mengawali tahun ini dengan usaha yang keras guna menjawab tantangan pesanan sagu hampir 200 tumang (karung), apalagi sejak Natal tahun lalu hingga Januari 2022, pesanan sagu dari konsumen turun drastis.
"Senang, karena kalau langsung datang bisa melihat secara dekat alat kerja yang kami gunakan untuk mengolah sagu, kami butuh perhatian dari semua pihak, bantu pasarkan sagu," ujarnya.
Sementara itu, Deputi II BNPP Kemendagri Paulus Waterpauw mengatakan kunjungan ke batas negara merupakan amanah dari Inpres Nomor 1 Tahun 2021 tentang percepatan pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan, salah satunya Skouw yang berada di Kota Jayapura, Papua.
"Saya deputi II BNPP yang bertugas untuk melaksanakan sinergitas, koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, dalam rangka mengamanatkan Inpres Nomor 1 Tahun 2021 itu, percepatan pembangunan ekonomi di kawasan perbatasan," katanya.
Dia menjelaskan percepatan pembangunan di kawasan perbatasan, sebenarnya merupakan tugas bersama pemangku kepentingan, sehingga perlunya sinergitas dari kementerian dan lembaga terkait di mana pemerintah dalam hal ini negara melalui perpanjangan tangan di provinsi dan Kota Jayapura, ataupun kabupaten-kabupaten lainnya bisa menterjemahkan hal tersebut.
"BNPP ditugaskan dan hadir bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung dan mendorong bagaimana potensi di perbatasan ini mendatangkan kesejahteraan untuk masyarakat setempat," ujarnya.
Dia menambahkan salah satunya dengan cara membeli hasil sumber daya alam yang dikelola oleh masyarakat perbatasan, dengan begitu, akan ada rangsangan ekonomi kepada masyarakat sehingga bisa terus mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Sekadar diketahui, dalam kunjungan kerjanya, mantan Kepala Badan Intelejen Keamanan (Kabaintelkam) Polri tersebut didampingi Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua Iman Djuniawal, Kepala Badan Perbatasan Kota Jayapura Mathius Pawara, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Jayapura Matheyis Sibi dan Kepala Kampung Holtekamp Husein serta Kapolsek Muara Tami AKP Junan Plitomo.
Sebelum kunjungan ke Kampung Skouw Yambe, Deputi II Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kemendagri bersama rombongan juga berkunjung ke petani ikan air payau di Kampung Holtekamp, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.