Timika (ANTARA) - Manajemen PT Freeport Indonesia bersama Satgas Penanganan COVID-19 di lingkungan perusahaan pertambangan itu meningkatkan pelacakan kontak erat dan pemeriksaan, baik antigen maupun PCR bagi karyawan, menyikapi lonjakan kasus COVID-19 dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Manager External Affairs Corporate Communications PTFI Kerry Yarangga di Timika, Jumat, mengatakan hingga 16 Februari 2022, jumlah karyawan yang terpapar COVID-19 tercatat 1.269 orang, yaitu 890 orang berada di kawasan dataran tinggi dan 379 orang di kawasan dataran rendah Mimika.
"Peningkatan kasus ini terjadi seiring dengan masifnya upaya surveilans yang kami lakukan, di mana setiap ada temuan kasus baru selalu dilakukan pelacakan, begitupun setiap karyawan yang datang ke area perusahaan wajib menjalani pemeriksaan antigen di 'base camp' di Timika sesuai prosedur yang selama ini diterapkan," jelasnya.
Meskipun jumlah karyawan PTFI maupun karyawan perusahaan subkontraktor yang terpapar COVID-19 cukup banyak, katanya, sebagian besar karyawan yang terpapar itu hanya bergejala ringan.
Pihak perusahaan juga terus menggencarkan program vaksinasi di kalangan karyawan dan keluarga mereka, di mana saat ini tercatat lebih dari 90 persen karyawan dan keluarga yang bermukim di area perusahaan telah divaksin.
Bahkan, saat ini PTFI sedang melakukan vaksinasi penguat bagi karyawannya. Dari 9.000 orang target sasaran vaksinasi penguat itu, sekitar 2.500 orang di antaranya sudah menerima suntikan vaksin penguat.
Angka kesembuhan pasien COVID-19 di area PTFI juga terus meningkat, di mana saat ini tercatat sudah 115 orang dinyatakan sembuh dari serangan virus corona.
"Tren kasus akhir-akhir ini memang agak meningkat, diharapkan dalam beberapa waktu ke depan semakin menurun. Kami sangat yakin sampai bulan Maret nanti akan lebih banyak lagi pasien yang sembuh karena rata-rata mereka hanya mengalami gejala ringan," ujar Kerry yang pernah tercatat sebagai staf pengajar Universitas Cenderawasih Papua di Jayapura itu.
Saat ini, katanya, pasien yang menjalani perawatan di RS Tembagapura maupun Klinik Kuala Kencana akibat terpapar COVID-19 hanya delapan orang. Selebihnya, sebagian besar menjalani program isolasi mandiri dan sebagian lagi menjalani isolasi terpusat di Tembagapura.
Ia menambahkan peningkatan jumlah kasus COVID-19 di area PTFI itu tidak mengganggu proses produksi bahan tambang (biji tembaga dan emas).
"Syukurnya produksi kita tetap berjalan baik dan normal sampai dengan saat ini," tuturnya.
Peningkatan jumlah kasus COVID-19 di area PTFI itu juga tidak memengaruhi kebijakan pengaturan layanan bus Shift Day Off (SDO) untuk para karyawan yang hendak melaksanakan libur kerja di Timika dari Tembagapura setiap dua pekan sekali.
"Untuk layanan bus SDO tidak ada yang berubah, semua berlaku seperti biasanya. Tiap dua pekan sekali karyawan mendapatkan waktu untuk libur kerja ke keluarganya di Timika," katanya.
Pihak PTFI juga terus mendukung upaya mengatasi lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Mimika, terutama dalam hal penyediaan bantuan oksigen medis ke rumah-rumah sakit jika mengalami kekurangan atau keterbatasan penyediaan oksigen medis sebagaimana terjadi pada periode Juli hingga September 2021 saat puncak penularan kasus COVID-19 yang dipicu oleh varian Delta.
"Berdasarkan pengalaman sebelumnya, biasanya pemerintah daerah meminta bantuan ke PTFI jika memang mengalami kekurangan oksigen medis. Saat ini kami memiliki dan mengoperasikan fasilitas pembuatan oksigen untuk industri di LIP Kuala Kencana. Kalau memang ada permintaan untuk kepentingan medis, tentunya kami akan menyesuaikan," jelasnya.
Beberapa waktu lalu PTFI membantu oksigen medis ke RSUD Mimika, RSMM Timika bahkan ke RSUD Asmat.
Manager External Affairs Corporate Communications PTFI Kerry Yarangga di Timika, Jumat, mengatakan hingga 16 Februari 2022, jumlah karyawan yang terpapar COVID-19 tercatat 1.269 orang, yaitu 890 orang berada di kawasan dataran tinggi dan 379 orang di kawasan dataran rendah Mimika.
"Peningkatan kasus ini terjadi seiring dengan masifnya upaya surveilans yang kami lakukan, di mana setiap ada temuan kasus baru selalu dilakukan pelacakan, begitupun setiap karyawan yang datang ke area perusahaan wajib menjalani pemeriksaan antigen di 'base camp' di Timika sesuai prosedur yang selama ini diterapkan," jelasnya.
Meskipun jumlah karyawan PTFI maupun karyawan perusahaan subkontraktor yang terpapar COVID-19 cukup banyak, katanya, sebagian besar karyawan yang terpapar itu hanya bergejala ringan.
Pihak perusahaan juga terus menggencarkan program vaksinasi di kalangan karyawan dan keluarga mereka, di mana saat ini tercatat lebih dari 90 persen karyawan dan keluarga yang bermukim di area perusahaan telah divaksin.
Bahkan, saat ini PTFI sedang melakukan vaksinasi penguat bagi karyawannya. Dari 9.000 orang target sasaran vaksinasi penguat itu, sekitar 2.500 orang di antaranya sudah menerima suntikan vaksin penguat.
Angka kesembuhan pasien COVID-19 di area PTFI juga terus meningkat, di mana saat ini tercatat sudah 115 orang dinyatakan sembuh dari serangan virus corona.
"Tren kasus akhir-akhir ini memang agak meningkat, diharapkan dalam beberapa waktu ke depan semakin menurun. Kami sangat yakin sampai bulan Maret nanti akan lebih banyak lagi pasien yang sembuh karena rata-rata mereka hanya mengalami gejala ringan," ujar Kerry yang pernah tercatat sebagai staf pengajar Universitas Cenderawasih Papua di Jayapura itu.
Saat ini, katanya, pasien yang menjalani perawatan di RS Tembagapura maupun Klinik Kuala Kencana akibat terpapar COVID-19 hanya delapan orang. Selebihnya, sebagian besar menjalani program isolasi mandiri dan sebagian lagi menjalani isolasi terpusat di Tembagapura.
Ia menambahkan peningkatan jumlah kasus COVID-19 di area PTFI itu tidak mengganggu proses produksi bahan tambang (biji tembaga dan emas).
"Syukurnya produksi kita tetap berjalan baik dan normal sampai dengan saat ini," tuturnya.
Peningkatan jumlah kasus COVID-19 di area PTFI itu juga tidak memengaruhi kebijakan pengaturan layanan bus Shift Day Off (SDO) untuk para karyawan yang hendak melaksanakan libur kerja di Timika dari Tembagapura setiap dua pekan sekali.
"Untuk layanan bus SDO tidak ada yang berubah, semua berlaku seperti biasanya. Tiap dua pekan sekali karyawan mendapatkan waktu untuk libur kerja ke keluarganya di Timika," katanya.
Pihak PTFI juga terus mendukung upaya mengatasi lonjakan kasus COVID-19 di Kabupaten Mimika, terutama dalam hal penyediaan bantuan oksigen medis ke rumah-rumah sakit jika mengalami kekurangan atau keterbatasan penyediaan oksigen medis sebagaimana terjadi pada periode Juli hingga September 2021 saat puncak penularan kasus COVID-19 yang dipicu oleh varian Delta.
"Berdasarkan pengalaman sebelumnya, biasanya pemerintah daerah meminta bantuan ke PTFI jika memang mengalami kekurangan oksigen medis. Saat ini kami memiliki dan mengoperasikan fasilitas pembuatan oksigen untuk industri di LIP Kuala Kencana. Kalau memang ada permintaan untuk kepentingan medis, tentunya kami akan menyesuaikan," jelasnya.
Beberapa waktu lalu PTFI membantu oksigen medis ke RSUD Mimika, RSMM Timika bahkan ke RSUD Asmat.