Timika (ANTARA) - Wakil Bupati Mimika, Papua Johannes Rettob menyebut pesan Paskah 2022 bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah itu yakni memberikan pelayanan tanpa batas dan tanpa pamrih kepada masyarakat, terutama bagi yang sangat membutuhkan kehadiran negara di tengah-tengah kehidupannya.
"Mari saling menyayangi, mengasihi dan bersungguh-sungguh melayani masyarakat di mana masih banyak masyarakat kita yang membutuhkan pelayanan dan perhatian dari pemerintah, terutama masyarakat yang tinggal di pedalaman, di gunung-gunung, di pesisir pantai, mereka semua membutuhkan perhatian dari pemerintah," kata John Rettob di Timika, Minggu.
Mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu mengajak para pejabat di lingkungan Pemkab Mimika untuk turun ke bawah ke tengah-tengah masyarakat, mendengarkan keluh kesah mereka untuk menangkap apa yang masyarakat butuhkan.
Pemerintah daerah, kata John Rettob, harus berani melakukan revisi program-programnya jika program yang disusun dan dianggarkan tidak mengakomodasi kebutuhan riil masyarakat.
Perayaan Paskah 2022 dengan tema 'Tak Terpisahkan dari Kasih Allah', katanya, hendaknya memotivasi semua orang untuk hidup lebih dekat dengan Tuhan dan mengamalkan kasih Allah dalam kehidupan keseharian di tengah masyarakat.
Seorang ASN yang selalu dekat dengan Tuhan, katanya, pasti takut berbuat kesalahan dan akan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, di manapun dia ditugaskan.
John Rettob juga mengajak warga Mimika untuk hidup rukun, penuh toleransi dengan umat dari berbagai latar belakang agama dan suku.
"Semangat toleransi ini yang terus kami gaungkan mengingat Mimika merupakan daerah yang sangat heterogen agama, adat-istiadat, budaya dan suku. Selamat merayakan Paskah bagi umat kristiani dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim," ujar John Rettob.
Umat Katolik mengikuti misa Malam Paskah di Gereja Paroki Santo Stefanus Sempan, Timika. (ANTARA/Evarianus Supar)
Perayaan Pekan Suci dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah hingga hari raya Paskah di Kabupaten Mimika, terutama di Kota Timika berlangsung meriah.
Hampir seluruh gereja di Kota Timika baik gereja Katolik maupun gereja Protestan disesaki oleh umat. Beberapa gereja bahkan harus menyewa tenda dan kursi untuk menampung umat yang mengikuti perayaan Pekan Suci.
"Mari saling menyayangi, mengasihi dan bersungguh-sungguh melayani masyarakat di mana masih banyak masyarakat kita yang membutuhkan pelayanan dan perhatian dari pemerintah, terutama masyarakat yang tinggal di pedalaman, di gunung-gunung, di pesisir pantai, mereka semua membutuhkan perhatian dari pemerintah," kata John Rettob di Timika, Minggu.
Mantan Kepala Dishubkominfo Mimika itu mengajak para pejabat di lingkungan Pemkab Mimika untuk turun ke bawah ke tengah-tengah masyarakat, mendengarkan keluh kesah mereka untuk menangkap apa yang masyarakat butuhkan.
Pemerintah daerah, kata John Rettob, harus berani melakukan revisi program-programnya jika program yang disusun dan dianggarkan tidak mengakomodasi kebutuhan riil masyarakat.
Perayaan Paskah 2022 dengan tema 'Tak Terpisahkan dari Kasih Allah', katanya, hendaknya memotivasi semua orang untuk hidup lebih dekat dengan Tuhan dan mengamalkan kasih Allah dalam kehidupan keseharian di tengah masyarakat.
Seorang ASN yang selalu dekat dengan Tuhan, katanya, pasti takut berbuat kesalahan dan akan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, di manapun dia ditugaskan.
John Rettob juga mengajak warga Mimika untuk hidup rukun, penuh toleransi dengan umat dari berbagai latar belakang agama dan suku.
"Semangat toleransi ini yang terus kami gaungkan mengingat Mimika merupakan daerah yang sangat heterogen agama, adat-istiadat, budaya dan suku. Selamat merayakan Paskah bagi umat kristiani dan selamat menunaikan ibadah puasa bagi umat muslim," ujar John Rettob.
Perayaan Pekan Suci dimulai dari Kamis Putih, Jumat Agung, Malam Paskah hingga hari raya Paskah di Kabupaten Mimika, terutama di Kota Timika berlangsung meriah.
Hampir seluruh gereja di Kota Timika baik gereja Katolik maupun gereja Protestan disesaki oleh umat. Beberapa gereja bahkan harus menyewa tenda dan kursi untuk menampung umat yang mengikuti perayaan Pekan Suci.