Jayapura (ANTARA) -
Kantor Unit Pelaksana Bandara Nabire hingga kini masih menunggu tambahan alokasi anggaran pembangunan bandara baru tersebut pada 2022.
Kepala Kantor Unit Pelaksana Bandara Nabire Muhamad Nafik dalam siaran pers kepada Antara di Jayapura, Kamis, mengatakan pihaknya mengakui hingga kini belum mengetahui besaran alokasi anggaran dari APBN untuk kelanjutan pembangunan Bandara Nabire baru tersebut.
"Memang sampai dengan hari ini kami belum tahu berapa alokasi untuk penyelesaian Nabire baru, yang kami ketahui, informasi dari pimpinan kami di pusat akan ada penyesuaian atau pengurangan makanya masih tunggu," katanya.
Menurut Muhammad, pembangunan Bandara Nabire baru dicanangkan pertama kali ketika kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo pada 2017, kemudian pada 2018-2019 dimulailah penyusunan perencanaan dan sistem pembangunan bandara ini multi years selama tiga tahun dari 2019 hingga 2021.
"Pengerjaannya multiyears, kontraknya mulai 2019 hingga 2021, di mana memang di 2019 ada penyempurnaan desain dan value engineering yang mengevaluasi fungsi-fungsi bangunan yang esensial sehingga pelaksanaan pembangunan baru dikerjakan 2020 yang dimulai dengan proses lelang dan pengadaan pada awal 2020, kemudian barulah pada Agustus 2020 kontrak untuk pekerjaan sisi udara dan September 2020 untuk kontrak pekerjaan sisi darat dilaksanakan," ujarnya.
Dia menjelaskan progress pembangunan Bandara Nabire baru, sesuai dengan kontrak yang sudah berakhir Desember 2021, capaian pembangunan fisik untuk sisi udara sudah 100 persen sedangkan sisi darat ada adendum karena dana tidak cukup di mana sisi udara dananya kurang lebih Rp442 miliar dan dan sisi darat 189 miliar dengan dana yang tersedia 74,52persen.
"Untuk pengoperasiannya (Bandara Nabire beroperasi) tentunya harus 100 persen pembangunannya baik dari sisi udara maupun dari sisi darat, makanya kami masih menunggu alokasi anggaran untuk kelanjutan penyelesaian pembangunan bandara ini," katanya lagi.
Sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nabire menyayangkan pembangunan bandara baru di wilayah setempat senilai Rp850 milliar yang dibiayai Pemerintah Pusat dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN) berpotensi mangkrak (tidak berfungsi), pasalnya pada 2022 ini, tidak ada alokasi dana untuk kelanjutan pembangunannya.
Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Nabire Salmon Pigai mengatakan pembangunan Bandara Nabire baru yang berada di Wanggar tersebut merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bertujuan meningkatkan konektivitas dan membantu aksesibilitas transportasi logistik di Bumi Cenderawasih.
"Akibat tidak adanya kejelasan dana dari APBN, bisa menyebabkan pembangunan bandara ini terbengkalai," katanya.
Dia menambahkan hingga Senin (18/4) progress pembangunan Bandara baru Nabire yang terbagi dalam dua bagian yakni pertama pembangunan sisi udara dan pembangunan sisi darat di mana pembangunan sisi udara terdiri dari landasan pacu (run way) sepanjang 1600 meter x 30 meter, landasan hubung (taxi way), apron (landasan parkir pesawat), marka dan rambu sisi udara telah terbangun.