Wamena, Papua (ANTARA) - SMA Negeri 1 Wamena yang berada di daerah pegunungan Papua melaksanakan ujian secara daring dengan menggunakan layanan goolge forms dengan tingkat kelulusan siswa 98 persen.
Kepala SMA Negeri 1 Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Yosep Wibisono di Wamena, Jumat, mengatakan penggunaan google forms ini merupakan pelaksanaan ujian luar biasa yang pernah dilakukan di daerah pegunungan Papua.
"Tingkat kelulusan di SMA negeri sendiri 98 persen dari 242 siswa yang mengikuti ujian tahun ini. Di tengah pandemi ini pelaksanaan ujian di luar dari biasanya, kita menggunakan google forms dan itu dilakukan secara terpadu untuk anak-anak," katanya.
Dengan keterbatasan layanan internet dan fasilitas sekolah, tidak mengurung dukungan dari guru, orang tua murid untuk memberikan pelayanan berbasis daring kepada anak-anak.
"Anak-anak ini menggunakan jaringan mandiri, artinya jaringan internet sendiri. Tidak menggunakan fasilitas wifi di sekolah karena memang fasilitas wifi kami sangat minim dan tidak berfungsi dengan baik," katanya.
Pada pelaksanaan ujian secara daring itu, pihak sekolah menyediakan fasilitas ruangan serta peralatan untuk digunakan peserta.
"Kami menyiapkan satu tempat bagi anak-anak yang tidak punya fasilitas baik pulsa data, telepon genggam maupun leptop atau komputer," katanya.
Pengumuman kelulusan di SMA itu sudah dilaksanakan secara serentak pada 5 Mei, pukul 15:00 WIT untuk mencegah euforia pelajar yang dikhawatirkan berdampak pada hal negatif.
Kepala SMA Negeri 1 Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Yosep Wibisono di Wamena, Jumat, mengatakan penggunaan google forms ini merupakan pelaksanaan ujian luar biasa yang pernah dilakukan di daerah pegunungan Papua.
"Tingkat kelulusan di SMA negeri sendiri 98 persen dari 242 siswa yang mengikuti ujian tahun ini. Di tengah pandemi ini pelaksanaan ujian di luar dari biasanya, kita menggunakan google forms dan itu dilakukan secara terpadu untuk anak-anak," katanya.
Dengan keterbatasan layanan internet dan fasilitas sekolah, tidak mengurung dukungan dari guru, orang tua murid untuk memberikan pelayanan berbasis daring kepada anak-anak.
"Anak-anak ini menggunakan jaringan mandiri, artinya jaringan internet sendiri. Tidak menggunakan fasilitas wifi di sekolah karena memang fasilitas wifi kami sangat minim dan tidak berfungsi dengan baik," katanya.
Pada pelaksanaan ujian secara daring itu, pihak sekolah menyediakan fasilitas ruangan serta peralatan untuk digunakan peserta.
"Kami menyiapkan satu tempat bagi anak-anak yang tidak punya fasilitas baik pulsa data, telepon genggam maupun leptop atau komputer," katanya.
Pengumuman kelulusan di SMA itu sudah dilaksanakan secara serentak pada 5 Mei, pukul 15:00 WIT untuk mencegah euforia pelajar yang dikhawatirkan berdampak pada hal negatif.