Jayapura (ANTARA) -
Sebanyak 208 pencari kerja yang berasal dari 29 kabupaten dan kota di Papua mengikuti pelatihan berbasis sistem kelembagaan tidak asrama (non boarding) yang diselenggarakan Balai Latihan Kerja dan Industri (BLKI) setempat.
Kepala BLKI Provinsi Papua Yahya Itlay di Jayapura, Rabu mengatakan pihaknya memiliki peran untuk mengatasi pengangguran, karena itu pelatihan yang diberikan harus disesuaikan kebutuhan lapangan pekerjaan.
"Selama pelatihan para peserta akan diajarkan oleh pelatih-pelatih profesional sehingga ketika keluar dari BLKI bisa langsung bekerja," katanya.
Menurut Yahya, untuk pelatihan dalam BLKI sendiri ada 13 jurusan di antaranya komputer, las, bubut, pertukangan kayu, merakit motor dan menjahit sedangkan 16 jurusan berada luar ruangan dengan jangka waktu pelatihan hingga satu bulan.
"Diharapkan usai dilatih para peserta bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan standar perusahaan," ujarnya.
Dia menjelaskan dari data yang diperoleh di sektor dunia industri perkayuan, rata-rata mengambil orang dari luar Papua untuk itu dengan melatih para peserta ini diharapkan bisa bersaing di dunia kerja.
"Karena itu nanti kami coba mendorong agar bisa persiapkan tenaga kerja yang nanti diterima di industri perkayuan, harapannya ada warga asli Papua atau memiliki KTP setempat dan dapat terserap," katanya lagi.
Dia menambahkan pelatihan ini bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022-2023 dengan nilai mencapai Rp1,7 miliar.
"Selama pelatihan para peserta akan diajarkan oleh pelatih-pelatih profesional sehingga ketika keluar dari BLKI bisa langsung bekerja," katanya.
Menurut Yahya, untuk pelatihan dalam BLKI sendiri ada 13 jurusan di antaranya komputer, las, bubut, pertukangan kayu, merakit motor dan menjahit sedangkan 16 jurusan berada luar ruangan dengan jangka waktu pelatihan hingga satu bulan.
"Diharapkan usai dilatih para peserta bisa dengan mudah mendapatkan pekerjaan sesuai dengan standar perusahaan," ujarnya.
Dia menjelaskan dari data yang diperoleh di sektor dunia industri perkayuan, rata-rata mengambil orang dari luar Papua untuk itu dengan melatih para peserta ini diharapkan bisa bersaing di dunia kerja.
"Karena itu nanti kami coba mendorong agar bisa persiapkan tenaga kerja yang nanti diterima di industri perkayuan, harapannya ada warga asli Papua atau memiliki KTP setempat dan dapat terserap," katanya lagi.
Dia menambahkan pelatihan ini bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022-2023 dengan nilai mencapai Rp1,7 miliar.
"Tahun ini ada 29 paket yang dibagi menjadi dua paket pelatihan dalam BLKI dan di luar," ujarnya lagi.