Wamena (ANTARA) - Pihak keluarga dari Diego Rumaropen, anggota Brimob yang menjadi korban penganiayaan hingga tewas di Kabupaten Jayawijaya mendatangi Markas Kepolisian (Mapolres) Jayawijaya pada Senin (20/6) sore untuk meminta penjelasan terkait insiden tersebut.

Kapolres Jayawijaya AKBP Muh Safei di Wamena, Selasa, mengatakan pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 17:30 WIT hingga sekitar pukul 18:40 WIT itu akan dilanjutkan besok sebab pihak keluarga belum puas mendengarkan penjelasan dari saksi-saksi, termasuk komandan kompi.

"Harapannya pihak keluarga, itu terbuka. Itu saja tujuan mereka dan permohonan maaf. Tadi pertemuan belum rampung karena kondisi sudah gelap sehingga dihentikan karena kegiatan dilanjutkan ibadah di rumah duka," katanya.

Pihak keluarga yang hadir di Mapolres Jayawijaya mempertanyakan penerapan standar operasional prosedur (SOP) dalam Brimob yang dirasa ganjal sebelum insiden pembunuhan. 

"Keluarganya ada sebagian TNI dan Polri sehingga dia tahu aktivitas kalau bergerak pasukan itu tidak boleh individual, kecuali polisi umum," katanya.

Berdasarkan pantauan antara, pihak keluarga yang hadir di Mapolres Jayawijaya, mengakui akan menerima alasan jika anggota Brimob yang merupakan sanak keluarga meninggal ketika bertempur, bukan karena berburu sapi.

Keluarga juga menduga bahwa oknum komandan sengaja menyerahkan dua senjata api itu kepada pihak berseberangan dengan mengorbankan anggotanya.

Keluarga mendatangi Mapolres Jayawijaya setelah mengikuti pemakaman yang dilakukan secara militer.

Upacara secara militer dilakukan setelah pihak keluarga melalui Bupati Jayawijaya Jhon Banua menyerahkan jenazah Diego Rumaropen kepada Kapolres Jayawijaya AKBP Muh Safei yang mewakili kepolisian.

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Hendrina Dian Kandipi
Copyright © ANTARA 2024