Jayapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asmat, Provinsi Papua melalui Dinas Kesehatan setempat mengakui sulit untuk membersihkan jentik nyamuk yang berada di dalam bak- bak penampungan air milik masyarakat akibat sulitnya mendapatkan air bersih. 

Kepala Seksi Surveilen dan Imunisasi Dinkes Kabupaten Asmat Darsono yang dihubungi dari Jayapura, Kamis, mengatakan air yang dimiliki masyarakat tersebut berasal dari air hujan sehingga setiap rumah memiliki puluhan bak penampungan air.

"Memang dari hasil penelitian yang dilakukan petugas kesehatan terungkap banyak bak penampungan air terutama yang tidak tertutup rapat terdapat jentik nyamuk aedes aegypti, namun warga menolak untuk mengosongkan bak tersebut," katanya. 

Menurut Darsono, Dinkes Kabupaten Asmat juga sudah melakukan pengasapan atau fogging setelah mendapat bantuan obat cair jenis malafion dari Dinkes Provinsi Papua. 
 
"Namun karena keterbatasan alat fogging menyebabkan pengasapan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal di samping masalah warga yang enggan membuang air yang sudah ada jentik nyamuknya," ujarnya. 

Dia menjelaskan Dinkes Kabupaten Asmat menyatakan 97 orang terserang demam berdarah dengue (DBD), namun sebagian besar menjalani rawat jalan. 
 
"Kasus DBD di wilayah kami kembali mengalami kenaikan di mana hingga Rabu (27/7) malam tercatat 97 orang, tercatat tambahan 12 kasus dibanding Selasa (26/7) dan kini yang menjalani rawat jalan 29 orang," katanya lagi. 
 
Dia menambahkan pasien DBD yang dirawat di RSUD Agats tercatat empat orang dan seorang lagi dirawat di RSUD Timika dan satu orang meninggal serta yang sembuh sebanyak 62 orang. 

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Hendrina Dian Kandipi
Copyright © ANTARA 2024