Timika (ANTARA) - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia bersama rombongan meninjau pabrik pengolahan konsentrat di area Grasberg milik PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua pada Selasa (16/8).
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Bahlil bersama rombongan melihat secara langsung lokomotif Elloco 09 yang membawa konsentrat di "Grasberg Block Cave unloading station 601" yang berada pada "GBC Haulage 2760 Level".
"Yang pertama saya juga kaget melihat teknologi yang dibangun, sehingga diyakini juga banyak orang belum mengerti secara detail tentang proses teknologi tambang yang digunakan di Freeport khususnya tambang bawah tanah," kata Bahlil kepada Antara di Timika, Selasa.
Menurut Bahlil, teknologi yang dibangun dan digunakan PT Freeport sangat luar biasa sehingga harus melakukan kolaborasi yang positif dengan Pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan potensi yang ada.
"Selain teknologi yang luar biasa, bisa dilihat secara langsung ketika ada di Grasberg maka seperti berada di luar negeri," ujarnya.
Dia menjelaskan apalagi wilayah tersebut dibangun oleh anak-anak bangsa Republik Indonesia, artinya yang bekerja bukan saja orang-orang luar negeri (bule) namun juga anak-anak negeri khususnya orang asli Papua di mana telah terjadi transformasi teknologi dalam waktu yang cukup lama.
"Maka jika hal ini baik untuk negara, kenapa tidak dioptimalkan," katanya lagi.
Sebelumnya, Menteri Bahlil telah melepas keberangkatan kapal Ajkwa yang mengangkut konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dari Pelabuhan Amamapare, Mimika, Papua pada Senin (15/8).
Pemberangkatan kapal ini merupakan bagian dari pengiriman konsentrat tembaga ke fasilitas peleburan tembaga (smelter) pertama yang dibangun PTFI dan Konsorsium Jepang di Gresik, Jawa Timur pada 1996, yang saat ini dikelola oleh PT Smelting.
Keberangkatan Kapal Ajkwa sebagai sebuah kapal pengumpan membawa 8.600 ton konsentrat tembaga untuk dipindahkan ke kapal Naziha yang berada di laut dalam, sekitar 19 km dari dermaga. Kapal Naziha akan menampung 26.500 ton konsentrat tembaga untuk dibawa ke PT Smelting, dan merupakan pengiriman konsentrat ke-32 ke PT Smelting yang dilakukan sejak Januari 2022.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri Bahlil bersama rombongan melihat secara langsung lokomotif Elloco 09 yang membawa konsentrat di "Grasberg Block Cave unloading station 601" yang berada pada "GBC Haulage 2760 Level".
"Yang pertama saya juga kaget melihat teknologi yang dibangun, sehingga diyakini juga banyak orang belum mengerti secara detail tentang proses teknologi tambang yang digunakan di Freeport khususnya tambang bawah tanah," kata Bahlil kepada Antara di Timika, Selasa.
Menurut Bahlil, teknologi yang dibangun dan digunakan PT Freeport sangat luar biasa sehingga harus melakukan kolaborasi yang positif dengan Pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan potensi yang ada.
"Selain teknologi yang luar biasa, bisa dilihat secara langsung ketika ada di Grasberg maka seperti berada di luar negeri," ujarnya.
Dia menjelaskan apalagi wilayah tersebut dibangun oleh anak-anak bangsa Republik Indonesia, artinya yang bekerja bukan saja orang-orang luar negeri (bule) namun juga anak-anak negeri khususnya orang asli Papua di mana telah terjadi transformasi teknologi dalam waktu yang cukup lama.
"Maka jika hal ini baik untuk negara, kenapa tidak dioptimalkan," katanya lagi.
Sebelumnya, Menteri Bahlil telah melepas keberangkatan kapal Ajkwa yang mengangkut konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia (PTFI) dari Pelabuhan Amamapare, Mimika, Papua pada Senin (15/8).
Pemberangkatan kapal ini merupakan bagian dari pengiriman konsentrat tembaga ke fasilitas peleburan tembaga (smelter) pertama yang dibangun PTFI dan Konsorsium Jepang di Gresik, Jawa Timur pada 1996, yang saat ini dikelola oleh PT Smelting.
Keberangkatan Kapal Ajkwa sebagai sebuah kapal pengumpan membawa 8.600 ton konsentrat tembaga untuk dipindahkan ke kapal Naziha yang berada di laut dalam, sekitar 19 km dari dermaga. Kapal Naziha akan menampung 26.500 ton konsentrat tembaga untuk dibawa ke PT Smelting, dan merupakan pengiriman konsentrat ke-32 ke PT Smelting yang dilakukan sejak Januari 2022.