Wamena (ANTARA) - Masyarakat adat di Distrik Ibele dan Distrik Tailarek di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, sepakat untuk ikut mengawal proyek pembangunan jalan penghubung dua distrik di wilayah tersebut agar bisa terselesaikan sebelum libur Natal tahun ini.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Distrik Ibele, Loudwik Mosip saat di Wamena, Sabtu, mengatakan sudah menjadi komitmen LMA, pemerintah distrik, dan masyarakat 18 kampung agar proyek yang diturunkan pemerintah ke wilayah mereka, benar-benar terlaksana seperti yang direncanakan.
"Dalam kesepakatan kami, ada beberapa poin yaitu melihat kualitas, ukuran itu sesuai rencana anggaran biaya (RAB). Itu yang kami butuhkan sekali," katanya.
Saat ini pemerintah telah menganggarkan pembangunan jalan penghubung dua distrik tersebut dan dikerjakan oleh salah satu perusahaan. Perusahaan itu akan dikawal agar menyelesaikan proyek jalan tepat waktu.
"Karena mengingat jarak waktu tiga bulan lagi akhir tahun, kami harapkan kalau bisa sebelum Natal, jalan itu sudah selesai supaya aktivitas masyarakat di dua distrik saat membutuhkan akses tidak terhambat seperti tahun lalu," katanya.
Masyarakat tidak mengharapkan oknum pengawas pada perusahaan itu, memalang dan menagih angkutan penumpang yang melayani masyarakat ke sana.
"Kami pesan kepada pengusaha, agar pengawas proyek jangan memalang lalu minta uang kepada kendaraan yang lewat. Sopir-sopir itu tidak boleh diganggu karena mereka melayani masyarakat kita," katanya.
LMA juga berharap agar pemerintah setempat selalu melibatkan putra-putri daerah dalam proyek-proyek pembangunan di dua distrik dimaksud.
"Kalau bisa paket-paket yang bisa sub itu mengutamakan anak-anak kita yang punya profil yang jelas, supaya bisa kerja sama yang baik, bisa mengamankan dalam pekerjaan itu, tidak ada kendala," katanya.
Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Distrik Ibele, Loudwik Mosip saat di Wamena, Sabtu, mengatakan sudah menjadi komitmen LMA, pemerintah distrik, dan masyarakat 18 kampung agar proyek yang diturunkan pemerintah ke wilayah mereka, benar-benar terlaksana seperti yang direncanakan.
"Dalam kesepakatan kami, ada beberapa poin yaitu melihat kualitas, ukuran itu sesuai rencana anggaran biaya (RAB). Itu yang kami butuhkan sekali," katanya.
Saat ini pemerintah telah menganggarkan pembangunan jalan penghubung dua distrik tersebut dan dikerjakan oleh salah satu perusahaan. Perusahaan itu akan dikawal agar menyelesaikan proyek jalan tepat waktu.
"Karena mengingat jarak waktu tiga bulan lagi akhir tahun, kami harapkan kalau bisa sebelum Natal, jalan itu sudah selesai supaya aktivitas masyarakat di dua distrik saat membutuhkan akses tidak terhambat seperti tahun lalu," katanya.
Masyarakat tidak mengharapkan oknum pengawas pada perusahaan itu, memalang dan menagih angkutan penumpang yang melayani masyarakat ke sana.
"Kami pesan kepada pengusaha, agar pengawas proyek jangan memalang lalu minta uang kepada kendaraan yang lewat. Sopir-sopir itu tidak boleh diganggu karena mereka melayani masyarakat kita," katanya.
LMA juga berharap agar pemerintah setempat selalu melibatkan putra-putri daerah dalam proyek-proyek pembangunan di dua distrik dimaksud.
"Kalau bisa paket-paket yang bisa sub itu mengutamakan anak-anak kita yang punya profil yang jelas, supaya bisa kerja sama yang baik, bisa mengamankan dalam pekerjaan itu, tidak ada kendala," katanya.