Biak (ANTARA) - Sejumlah produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari Kabupaten Biak Numfor, Papua, sudah dipasarkan keluar daerah hingga ke Surabaya, Jawa Timur, dalam upaya meningkatkan perekonomian keluarga.
"Komoditas pertanian Jahe sebanyak 211 ton produk UMKM Biak sudah dipasarkan hingga ke Surabaya dan Jayapura," kata Kepala Sub Bidang Sosial Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Biak Robson Yarangga di Biak, Selasa.
Robson menyebut, selain jahe pelaku UMKM Biak juga sudah mengirim daging babi 150 ton ke Wamena dan Jayapura, serta ternak babi 164 ekor dipasarkan di Wamena dan Nabire.
Sementara untuk ternak telur ayam, menurut Robson, hasil pelaku UMKM Biak juga telah dipasarkan hingga Wamena dan Serui Kabupaten Kepulauan Yapen.
"Pemkab Biak Numfor melalui dinas terkait terus mendorong pemasaran hasil produksi pelaku UMKM Biak tidak hanya kebutuhan lokal tetapi ekspansi pemasaran keluar Papua," ujarnya.
Robson menilai, dengan adanya pemasaran produksi pelaku UMKM Biak akan berdampak langsung dengan pendapatan keluarga pelaku usaha. "Upaya berkesinambungan Pemkab Biak merubah paradigma dari konsumen menjadi pelaku usaha," katanya.
Dia berharap, dengan adanya dukungan pendampingan dilakukan pemerintah daerah dan dinas terkait dapat meningkatkan pendapatan keluarga UMKM. "Daerah juga akan mendapatkan retribusi dari pelaku UMKM Biak," harap Robson.
Ia mengemukakan bahwa selama tiga tahun kepemimpinan, Bupati Biak Herry Ario Naap telah memberikan perhatian khusus kepada pelaku UMKM orang asli Papua untuk meningkatkan kemampuan bisnis.
Berdasarkan data Dinas Koperasi UKM hingga tahun 2022 tumbuh signifikan pelaku UMKM di Kabupaten Biak Numfor mencapai 6.300 pelaku UMKM. Ribuan UMKM tersebut dengan berbagai usaha seperti perdagangan, peternakan, pertanian, kerajinan tangan hingga berdagang makanan minuman dan sayuran.
"Komoditas pertanian Jahe sebanyak 211 ton produk UMKM Biak sudah dipasarkan hingga ke Surabaya dan Jayapura," kata Kepala Sub Bidang Sosial Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Biak Robson Yarangga di Biak, Selasa.
Robson menyebut, selain jahe pelaku UMKM Biak juga sudah mengirim daging babi 150 ton ke Wamena dan Jayapura, serta ternak babi 164 ekor dipasarkan di Wamena dan Nabire.
Sementara untuk ternak telur ayam, menurut Robson, hasil pelaku UMKM Biak juga telah dipasarkan hingga Wamena dan Serui Kabupaten Kepulauan Yapen.
"Pemkab Biak Numfor melalui dinas terkait terus mendorong pemasaran hasil produksi pelaku UMKM Biak tidak hanya kebutuhan lokal tetapi ekspansi pemasaran keluar Papua," ujarnya.
Robson menilai, dengan adanya pemasaran produksi pelaku UMKM Biak akan berdampak langsung dengan pendapatan keluarga pelaku usaha. "Upaya berkesinambungan Pemkab Biak merubah paradigma dari konsumen menjadi pelaku usaha," katanya.
Dia berharap, dengan adanya dukungan pendampingan dilakukan pemerintah daerah dan dinas terkait dapat meningkatkan pendapatan keluarga UMKM. "Daerah juga akan mendapatkan retribusi dari pelaku UMKM Biak," harap Robson.
Ia mengemukakan bahwa selama tiga tahun kepemimpinan, Bupati Biak Herry Ario Naap telah memberikan perhatian khusus kepada pelaku UMKM orang asli Papua untuk meningkatkan kemampuan bisnis.
Berdasarkan data Dinas Koperasi UKM hingga tahun 2022 tumbuh signifikan pelaku UMKM di Kabupaten Biak Numfor mencapai 6.300 pelaku UMKM. Ribuan UMKM tersebut dengan berbagai usaha seperti perdagangan, peternakan, pertanian, kerajinan tangan hingga berdagang makanan minuman dan sayuran.