Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, membantu warga mempertahankan noken yang merupakan warisan budaya lokal dan dunia itu, agar tidak punah termakan zaman modern.
Asisten I Sekda Jayawijaya Tinggal Wusono di Wamena, Selasa, mengatakan dukungan pemerintah antara lain dilakukan melalui pelatihan elama dua hari pada 27 - 28 September.
"Jangan sampai noken yang menjadi bagian turun temurun nenek moyang kita, termasuk sudah menjadi warisan dunia yang ditetapkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), akan punah karena kita sendiri tidak mewariskan bagaimana cara melakukan anyaman, bentuk-bentuk noken yang dahulu jadi bagian yang kita," katanya di Wamena, Jayawijaya, Selasa.
Pada pendampingan ini, pemerintah mengundang pelatih untuk memotivasi masyarakat menggunakan sistem kerja yang efektif dalam memproduksi noken.
Tinggal memastikan tidak saja pelatihan sebab pemerintah memberikan dukungan alat.
"Dengan adanya mesin (pemintal benang) maka diharapkan tingkat kualitas daripada anyaman yang dihasilkan semakin baik dan peserta tidak capek-capek menggunakan tenaga manual. Jadi efektivitas waktu yang peserta gunakan semakin memadai," katanya.
Ia mengimbau kelompok perajut noken tetap kompak sehingga mudah dipantau dan mendapat pendampingan pemerintah.
"Muda-mudahan nanti hasil yang dikerjakan bisa diikutkan dalam kegiatan berskala kabupaten, provinsi dan Nasional," katanya.
Asisten I Sekda Jayawijaya Tinggal Wusono di Wamena, Selasa, mengatakan dukungan pemerintah antara lain dilakukan melalui pelatihan elama dua hari pada 27 - 28 September.
"Jangan sampai noken yang menjadi bagian turun temurun nenek moyang kita, termasuk sudah menjadi warisan dunia yang ditetapkan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (Unesco), akan punah karena kita sendiri tidak mewariskan bagaimana cara melakukan anyaman, bentuk-bentuk noken yang dahulu jadi bagian yang kita," katanya di Wamena, Jayawijaya, Selasa.
Pada pendampingan ini, pemerintah mengundang pelatih untuk memotivasi masyarakat menggunakan sistem kerja yang efektif dalam memproduksi noken.
Tinggal memastikan tidak saja pelatihan sebab pemerintah memberikan dukungan alat.
"Dengan adanya mesin (pemintal benang) maka diharapkan tingkat kualitas daripada anyaman yang dihasilkan semakin baik dan peserta tidak capek-capek menggunakan tenaga manual. Jadi efektivitas waktu yang peserta gunakan semakin memadai," katanya.
Ia mengimbau kelompok perajut noken tetap kompak sehingga mudah dipantau dan mendapat pendampingan pemerintah.
"Muda-mudahan nanti hasil yang dikerjakan bisa diikutkan dalam kegiatan berskala kabupaten, provinsi dan Nasional," katanya.