Sentani (ANTARA) -
Produk kerajinan tangan dan herbal dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Lembah Rinjani, Nusa Tenggara Barat dipamerkan di stan UMKM saat penutupan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Papua.
Salah satu peserta KMAN dari Sekolah Adat Laskar Sembulun Lembah Rinjani Unsyah dalam siaran pers kepada Antara di Sentani, Selasa, mengatakan jika ia mengikuti KMAN VI selain hasil tenun yang dijual juga membawa produk herbal dari bawang putih atau Black Garlic.
“Alhamdulilah, untuk hasil tenun sudah laku banyak dan sepertinya pengunjung lebih tertarik dengan souvenir dari kain,” katanya.
Unsyah yang juga sebagai seorang guru di salah satu sekolah adat di NTB juga merupakan pelaku usaha yang berada dalam kelompok usaha kecil di tempat tiggalnya yakni di Lereng Gunung Rinjani.
“Jadi kami di sekolah adat juga kami mengajar tentang menenun dan menari,” katanya.
Dia menjelaskan para siswa di sekolah adat dari berbagai tingkatan usia mulai dari tingkatan sekolah dasar hingga orang dewasa.
“Bagi siapa saja yang mau gabung dan belajar silahkan mendaftar dan mengikuti proses belajarnya,” ujarnya.
Dia menambahkan sementara untuk waktu belajar tidak setiap hari dan tidak mengganggu anggota atau siswa yang masih belajar di sekolah formal.
Selain mengajar kata dia, ia juga ada dalam kelompok wanita tani UMKM lokal yang mengolah tanaman Bawang Putih menjadi produk herbal kesehatan.
“Daerah kami penghasil Bawang Putih, karena ada di lereng bukit dan dingin. Jadi kami membuat produk herbal dari Bawang Putih dengan proses yang sangat sederhana,” katanya lagi.
Produk kerajinan tangan dan herbal dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Lembah Rinjani, Nusa Tenggara Barat dipamerkan di stan UMKM saat penutupan Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di Stadion Barnabas Youwe, Kabupaten Jayapura, Papua.
Salah satu peserta KMAN dari Sekolah Adat Laskar Sembulun Lembah Rinjani Unsyah dalam siaran pers kepada Antara di Sentani, Selasa, mengatakan jika ia mengikuti KMAN VI selain hasil tenun yang dijual juga membawa produk herbal dari bawang putih atau Black Garlic.
“Alhamdulilah, untuk hasil tenun sudah laku banyak dan sepertinya pengunjung lebih tertarik dengan souvenir dari kain,” katanya.
Unsyah yang juga sebagai seorang guru di salah satu sekolah adat di NTB juga merupakan pelaku usaha yang berada dalam kelompok usaha kecil di tempat tiggalnya yakni di Lereng Gunung Rinjani.
“Jadi kami di sekolah adat juga kami mengajar tentang menenun dan menari,” katanya.
Dia menjelaskan para siswa di sekolah adat dari berbagai tingkatan usia mulai dari tingkatan sekolah dasar hingga orang dewasa.
“Bagi siapa saja yang mau gabung dan belajar silahkan mendaftar dan mengikuti proses belajarnya,” ujarnya.
Dia menambahkan sementara untuk waktu belajar tidak setiap hari dan tidak mengganggu anggota atau siswa yang masih belajar di sekolah formal.
Selain mengajar kata dia, ia juga ada dalam kelompok wanita tani UMKM lokal yang mengolah tanaman Bawang Putih menjadi produk herbal kesehatan.
“Daerah kami penghasil Bawang Putih, karena ada di lereng bukit dan dingin. Jadi kami membuat produk herbal dari Bawang Putih dengan proses yang sangat sederhana,” katanya lagi.