Wamena, Papua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua memerlukan tambahan tenaga perawat karena jumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang dibangun pemerintah daerah itu untuk mendekatkan layanan kepada masyarakat terus bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jayawijaya, dr Willy Mambieuw di Wamena, Minggu mengatakan, hingga kini jumlah tenaga perawat yang terdata di Kabupaten Jayawijaya adalah 800 hingga 900 orang. Namun, jumlah yang cukup banyak ini masih dinilai kurang.

"Sampai hari ini masih kurang karena dengan hadirnya kita punya fasilitas kesehatan yang baru, kemudian dengan hadirnya rumah sakit yang baru, sampai hari ini saja masih kurang," katanya.

Ia menjelaskan sebanyak 900 orang perawat itu belum termasuk yang bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Jayawijaya.

Dengan ditingkatkannya sarana prasarana di seluruh puskesmas di Jayawijaya, kata dia, tentu harus diimbangi dengan tenaga perawat.

"Minimal masing-masing puskesmas itu ada 5 - 6 orang perawat. Misalnya tenaga analis, perawat, bidan, gizi, promosi kesehatan, itu harus minimal ada di pelayanan primer, sekarang saja masih ada yang kurang," katanya.

Pihaknya mengajak perawat yang sudah tetap bekerja sesuai etik mereka atau tidak melanggar rambu-rambu yang harus mereka ikuti.

"Melalui kegiatan seminar kode etik yang sudah dilakukan khusus untuk perawat, kami harapkan mereka tidak boleh masuk ke ranah yang lain karena akan menimbulkan konflik perbedaan pendapatan tentang masing-masing tenaga kesehatan," katanya.

Ia mengapresiasi perawat di Jayawijaya karena melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik dan hal itu yang perlu ditingkatkan atau dipertahankan.

"Kami harapkan pengurus perawat bisa mengakomodasi semua perawat yang ada di puskesmas, RSUD baik dalam segi pengetahuan agar lebih tahu ranah mereka," demikian Willy Mambieuw.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Faskes bertambah, tambahan perawat dibutuhkan di Jayawijaya-Papua

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024