Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan melatih masyarakat tiga distrik yang merupakan pelaku budi daya ikan air tawar, memproduksi ikan asin untuk konsumsi pribadi maupun dijual.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Produksi di Dinas Perikanan Jayawijaya Jovita Riwanti di Wamena, mengatakan pendampingan pertama dilakukan untuk satu kelompok di Distrik Wouma dan dilanjutkan lagi di Distrik Pisugi serta Libarek.
"Tahun 2016 kita bina satu kelompok di Wouma, sudah didampingi dan mereka bisa produksi ikan nila menjadi ikan asin. Mereka masih produksi sampai sekarang. Mereka sudah mendapat merek dan izin dari dinas kesehatan," katanya.
Kelompok di Wouma ini pernah difasilitasi pemerintah daerah untuk terlibat pameran yang digelar di Kabupaten Mimika dan Aceh.
"Yang di Wouma ini mungkin kita harus bantu pemasaran karena mereka temporer, karena mata pencaharian utama mereka adalah berkebun, bukan membuat ikan asin. Jadi saat kita mau pameran, kita minta mereka buat," katanya.
Karena kelompok itu sudah mampu memproduksi ikan asin, pada Tahun Anggaran 2022 dinas perikanan membina kelompok berbeda di dua distrik lainnya.
"Tahun ini karena mereka di Wouma sudah dapat jadi kita coba lagi bina desa yang lain yaitu di Distrik Pisugi dan Libarek. Setelah pelatihan itu nanti ada ikutan, kita bantu alatnya untuk kegiatan yang sama," katanya.
Pemerintah memfokuskan pelatihan di sana sebab masyarakat paham cara budi daya ikan air tawar sehingga ketersediaan ikan selalu tercukupi.
Pada tahun ini juga pemerintah setempat membantu 12 perahu untuk nelayan yang tinggal di pinggiran Sungai Baliem.
Bantuan itu diharapkan memotivasi masyarakat mencari ikan dan udang air tawar agar dijual ke pasar dan memberikan penghasilan bagi masyarakat.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Produksi di Dinas Perikanan Jayawijaya Jovita Riwanti di Wamena, mengatakan pendampingan pertama dilakukan untuk satu kelompok di Distrik Wouma dan dilanjutkan lagi di Distrik Pisugi serta Libarek.
"Tahun 2016 kita bina satu kelompok di Wouma, sudah didampingi dan mereka bisa produksi ikan nila menjadi ikan asin. Mereka masih produksi sampai sekarang. Mereka sudah mendapat merek dan izin dari dinas kesehatan," katanya.
Kelompok di Wouma ini pernah difasilitasi pemerintah daerah untuk terlibat pameran yang digelar di Kabupaten Mimika dan Aceh.
"Yang di Wouma ini mungkin kita harus bantu pemasaran karena mereka temporer, karena mata pencaharian utama mereka adalah berkebun, bukan membuat ikan asin. Jadi saat kita mau pameran, kita minta mereka buat," katanya.
Karena kelompok itu sudah mampu memproduksi ikan asin, pada Tahun Anggaran 2022 dinas perikanan membina kelompok berbeda di dua distrik lainnya.
"Tahun ini karena mereka di Wouma sudah dapat jadi kita coba lagi bina desa yang lain yaitu di Distrik Pisugi dan Libarek. Setelah pelatihan itu nanti ada ikutan, kita bantu alatnya untuk kegiatan yang sama," katanya.
Pemerintah memfokuskan pelatihan di sana sebab masyarakat paham cara budi daya ikan air tawar sehingga ketersediaan ikan selalu tercukupi.
Pada tahun ini juga pemerintah setempat membantu 12 perahu untuk nelayan yang tinggal di pinggiran Sungai Baliem.
Bantuan itu diharapkan memotivasi masyarakat mencari ikan dan udang air tawar agar dijual ke pasar dan memberikan penghasilan bagi masyarakat.