Jayapura (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (PPAD) Papua menjajaki kerja sama dengan fakultas keguruan Universitas Cenderawasih untuk membuka jurusan pendidikan luar biasa (PLB) .
Papua masih membutuhkan guru lulusan dari jurusan PLB yang mengajar di sekolah luar biasa (SLB), kata Kabid Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLP) Dinas PPAD Papua Laorens Wantik di Jayapura, Senin.
Dikatakan, dengan terbentuknya tiga daerah otonomi baru (DOB) di Papua menyebabkan penanganan SLB di lingkungan Dinas PPAD Papua berkurang menjadi tujuh sekolah yang tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Biak Numfor, Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen.
Saat ini ketujuh sekolah mendidik sebanyak 827 orang pelajar dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 92 orang termasuk 17 orang guru honor.
Jumlah tenaga pengajar itu kurang karena idealnya seorang guru di SLB mengajar lima atau enam orang murid.
Selama ini tenaga pengajar didatangkan dari luar yang merupakan lulusan dari jurusan PLB seperti dari Makassar dan Manado sehingga bila Uncen memiliki jurusan tersebut diharapkan keberadaan tenaga pengajar di SLB dapat terpenuhi.
Seharusnya di SLB seorang guru menangani lima atau enam pelajar, jelas Wantik.
Ditambahkan, untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pengajar saat ini beberapa orang guru yang sudah purna tugas diminta kembali mengajar sebagai guru dan diberi honor.
"Pengajar yang mengajar di SLB memang harus memiliki ketrampilan khusus mengingat anak yang diajarkan juga memiliki kekhususan, " kata Laorens Wantik.
Papua masih membutuhkan guru lulusan dari jurusan PLB yang mengajar di sekolah luar biasa (SLB), kata Kabid Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLP) Dinas PPAD Papua Laorens Wantik di Jayapura, Senin.
Dikatakan, dengan terbentuknya tiga daerah otonomi baru (DOB) di Papua menyebabkan penanganan SLB di lingkungan Dinas PPAD Papua berkurang menjadi tujuh sekolah yang tersebar di Kota Jayapura, Kabupaten Biak Numfor, Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen.
Saat ini ketujuh sekolah mendidik sebanyak 827 orang pelajar dengan jumlah tenaga pengajar sebanyak 92 orang termasuk 17 orang guru honor.
Jumlah tenaga pengajar itu kurang karena idealnya seorang guru di SLB mengajar lima atau enam orang murid.
Selama ini tenaga pengajar didatangkan dari luar yang merupakan lulusan dari jurusan PLB seperti dari Makassar dan Manado sehingga bila Uncen memiliki jurusan tersebut diharapkan keberadaan tenaga pengajar di SLB dapat terpenuhi.
Seharusnya di SLB seorang guru menangani lima atau enam pelajar, jelas Wantik.
Ditambahkan, untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pengajar saat ini beberapa orang guru yang sudah purna tugas diminta kembali mengajar sebagai guru dan diberi honor.
"Pengajar yang mengajar di SLB memang harus memiliki ketrampilan khusus mengingat anak yang diajarkan juga memiliki kekhususan, " kata Laorens Wantik.