Jayapura (ANTARA) - Listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar masyarakat, termasuk masyarakat di Tanah Papua.
Listrik memainkan peran penting dalam pengoperasian peralatan rumah tangga, aktivitas industri, transportasi, komunikasi hingga sistem kesehatan dan pendidikan.
Dengan ketersediaan listrik yang stabil menjadi faktor kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial suatu daerah.
Namun begitu, Tanah Papua memiliki topografis yang sangat kompleks, sehingga dalam melistriki butuh perjuangan.
“Butuh perjuangan dan inovasi. Karena tidak hanya sekadar menghadirkan listrik, tapi juga bagaimana untuk keberlanjutannya,” kata Manager Unit Pelaksanaan Proyek Ketenagalistrikan Provinsi Papua Selatan, Deskiniel.
Dalam melistriki Tanah Papua dibutuhkan inovasi dan kreativitas karena medan yang sangat berat serta kondisi geografis sulit sehingga harus ada hal-hal baru untuk menyolusikannya.
Petugas PLN hingga kini masih terus berusaha melistriki Tanah Papua, meskipun untuk menghadirkan listrik di daerah ini bukan hal mudah.
Contohnya, Deskiniel pada 2018 bersama lima orang ditugaskan untuk melistriki Desa Suw Damban, Distrik Borme Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Pegunungan.
Untuk menuju ke desa tersebut harus menggunakan pesawat perintis caravan, kemudian dilanjutkan berjalan kaki dalam kondisi medan yang mengharuskan tim naik turun gunung selama sembilan jam.
Setiba di sana Deskiniel dan teman-teman disambut hangat oleh para ketua suku. Selama mereka hidup di desa tersebut belum pernah ada orang luar yang masuk.
Dari hasil survei, daerah tersebut ternyata bisa diupayakan untuk memperoleh layanan listrik menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Piko Hidro (PLTPH).
Pembangunan PLTPH tersebut membutuhkan waktu selama satu bulan. Pengerjaannya tidak hanya dari jajaran PLN, tapi juga bersama pemerintah serta masyarakat setempat.
“ PLTPH ini hanya memiliki daya 1.000 Watt untuk melistriki 22 rumah sehingga satu rumah hanya bisa memasang satu lampu saja,” kata Deskiniel yang sudah 11 tahun bekerja di PLN.
Dari hasil itu dia berpikir, jika mereka tinggal di atas gunung dan hanya 20 rumah saja, maka PLN tidak bisa hanya menggunakan cara konvensional untuk melistriki Tanah Papua.
“Pasti membutuhkan waktu 20 tahun lagi dengan biaya investasi yang dikeluarkan Rp200 juta per pelanggan,” ujar Deskiniel yang kini telah bertugas di Merauke.
Hingga kini masih ada 370.000 desa yang belum terlistriki. Oleh sebab itu, PLN terus membangun koordinasi dan komunikasi dengan pihak pemerintah daerah serta pusat agar seluruh desa di Tanah Papua bisa terlistriki.
Hadirkan SuperSUN di 3T
Untuk melistriki berbagai daerah di Papua, PLN gencar menghadirkan superSUN, pembangkit listrik tenaga surya dengan harga yang cukup terjangkau.
Dengan menggunakan tenaga matahari maka sangat cocok untuk melistriki desa di wilayah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
Berkat kerja sama dengan Pemerintah Daerah serta Pusat, pada Desember 2024, PLN berhasil melistriki 49 rumah di Distrik Borme, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Pemasangan layanan listrik tersebut melibatkan masyarakat kampung setempat karena implementasi SuperSUN cukup mudah.
Penggunaan pembangkit listrik hijau adalah langkah penting menuju masa depan energi yang lebih bersih, berkelanjutan dan aman. PLN memiliki andul untuk turut menjaga ekosistem lingkungan sehat dan seimbang dengan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil pada pembangkit-pembangkit yang menyokong keandalan sistem kelistrikan.
Kini jenis Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sudah dibangun di Tanah Papua yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro (PLTMH) dan SuperSUN merupakan pembangkit listrik tenaga surya mikro yang dilengkapi dengan baterai.
Berdasarkan data hingga Maret 2025 secara keseluruhan PLN telah menghadirkan listrik kepada 893.007 pelanggan di Tanah Papua. Saat ini, PLN juga mampu memasok daya sebesar 495,8 MW dengan kebutuhan listrik seluruh pelanggan di Tanah Papua mencapai 338,6 MW.
Hingga 2024, bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Tanah Papua baru mencapai 3,18 persen. Pembangkit EBT yang telah dibangun tersebut di antaranya berupa satu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Orya Genyem di Kabupaten Jayapura, empat Pembangkit Listrik Tenaga MikroHidro (PLTMH) yang berlokasi di Kabupaten Jayawijaya berupa PLTMH Walesi dan Sinagma, Kabupaten Fakfak berupa PLTMH Werba dan Kabupaten Pegunungan Arfak berupa PLTMH Anggi.
Selain itu, 123 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) serta puluhan unit inovasi SuperSUN yang tersebar di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di seluruh Tanah Papua.
Listrik penunjang ekonomi
Akademisi Uncen Kurniawan Patma mengatakan langkah PLN menghadirkan energi listrik di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Tanah Papua, bukan sekadar inovasi teknis, tetapi sebuah lompatan strategis dalam mempercepat pembangunan ekonomi yang berkeadilan.
Akses listrik adalah prasyarat utama untuk meningkatkan produktivitas masyarakat, membuka peluang usaha baru, memperkuat layanan pendidikan dan kesehatan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi lokal secara menyeluruh.
Banyak desa dan kampung di Papua, kehadiran listrik akan menjadi awal dari transformasi sosial dan ekonomi. Dari yang sebelumnya mengandalkan cara-cara tradisional, kini memiliki peluang untuk masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital dan industri kecil.
Ke depan, keberadaan listrik ini harus diikuti dengan kolaborasi lintas sektor. Pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat perlu bergerak bersama memanfaatkan energi ini untuk membangun sentra ekonomi desa, UMKM berbasis lokalitas, serta mendukung sistem pendidikan dan kesehatan yang lebih modern dan inklusif.
Tanah Papua menyimpan potensi besar baik sumber daya alam, budaya, maupun manusianya.
Dengan listrik yang hadir di setiap kampung, maka kita sedang menyalakan api harapan menuju Papua yang mandiri, maju, dan sejahtera.
Sementara Itu Penjabat Gubernur Papua Ramses Limbong menyatakan bahwa infrastruktur kelistrikan menjadi salah satu program prioritas di Provinsi Papua.
Karena dengan hadirnya listrik maka dapat menurunkan angka buta huruf, peningkatan ekonomi yang berdampak pada kesejahteraan keluarga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PLN hadirkan "listrik hijau" di daerah 3 T di Tanah Papua