Jayapura (ANTARA) - Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) menyebutkan pendidikan berpola asrama bisa menciptakan generasi Papua yang cerdas.
Anggota BP3OKP Perwakilan Papua Selatan Yoseph Yolmen saat diskusi publik pembangunan kawasan di ujung pasifik Indonesia-Papua Nugini, Rabu (28/6), mengatakan pendidikan berpola agama di Papua sangat penting karena terkait dengan pembentukan akhlak, budi pekerti dan keimanan dari anak.
"Karena ketika anak-anak ini ingin berkuliah di manapun mereka sudah dibekali dengan pendidikan moral dan kecerdasan intelektual yang baik," katanya.
Menurut Yolmen, hal tersebut untuk menyiapkan generasi Papua cerdas pada 2041 sehingga pihaknya berharap agar adanya kolaborasi untuk membangun dunia pendidikan di Papua.
Dia menjelaskan diharapkan melalui diskusi publik pembangunan kawasan di ujung pasifik Indonesia-Papua Nugini agar ke depan bisa diambil satu makna atau pendekatan untuk bersama-sama membangun dunia pendidikan antara Indonesia dan PNG yang Rencana Induk Percepatan Pembangunan (RIPP) Papua.
"Target utamanya adalah untuk tercapainya kehidupan dan wawasan yang luas terutama bagi warga Indonesia di Papua," ujarnya.
Dia menambahkan pihaknya berharap agar kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan PNG bisa terjalin agar berkolaborasi dalam membangun pendidikan di ke dua negara tersebut.
"Pendidikan sangat penting dan menjadi fokus utama dari BP3OKP sehingga kami pikir PNG merupakan mitra kerja yang baik untuk sama-sama membangun pendidikan di Papua," katanya.
Anggota BP3OKP Perwakilan Papua Selatan Yoseph Yolmen saat diskusi publik pembangunan kawasan di ujung pasifik Indonesia-Papua Nugini, Rabu (28/6), mengatakan pendidikan berpola agama di Papua sangat penting karena terkait dengan pembentukan akhlak, budi pekerti dan keimanan dari anak.
"Karena ketika anak-anak ini ingin berkuliah di manapun mereka sudah dibekali dengan pendidikan moral dan kecerdasan intelektual yang baik," katanya.
Menurut Yolmen, hal tersebut untuk menyiapkan generasi Papua cerdas pada 2041 sehingga pihaknya berharap agar adanya kolaborasi untuk membangun dunia pendidikan di Papua.
Dia menjelaskan diharapkan melalui diskusi publik pembangunan kawasan di ujung pasifik Indonesia-Papua Nugini agar ke depan bisa diambil satu makna atau pendekatan untuk bersama-sama membangun dunia pendidikan antara Indonesia dan PNG yang Rencana Induk Percepatan Pembangunan (RIPP) Papua.
"Target utamanya adalah untuk tercapainya kehidupan dan wawasan yang luas terutama bagi warga Indonesia di Papua," ujarnya.
Dia menambahkan pihaknya berharap agar kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan PNG bisa terjalin agar berkolaborasi dalam membangun pendidikan di ke dua negara tersebut.
"Pendidikan sangat penting dan menjadi fokus utama dari BP3OKP sehingga kami pikir PNG merupakan mitra kerja yang baik untuk sama-sama membangun pendidikan di Papua," katanya.