Wamena (ANTARA) - Makan bersama pangan lokal yang diolah secara tradisional suku Baliem yakni dengan cara "bakar batu" mewarnai penutupan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) Tahun 2023 yang berlangsung di Distrik Wosilimo, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.

Dalam siaran pers di Jayapura, Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi saat membacakan sambutan Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua pada penutupan FBLB, Rabu, mengapresiasi panitia dan masyarakat yang mendukung kegiatan tiga hari itu karena berjalan aman hingga selesai.

“Kami sampaikan terima kasih atas kerja samanya karena dengan keamanan yang baik, kunjungan wisatawan berjalan baik, termasuk makan bersama secara tradisional. Ini nilai positif bagi pemerintah dan juga masyarakat Baliem,” katanya.

Menurut dia, budaya dan kebudayaan selalu berkembang mengikuti zaman namun yang perlu dijaga, dilestarikan agar tidak disalah gunakan adalah nilai dan benda-benda sakral yang dimiliki secara turun temurun.

Sebagai contoh budaya tidak hidup statis adalah penggunaan warna-warni dalam merias tubuh. Dahulu masyarakat menggunakan arang dan lemak babi untuk merias tubuh, termasuk ulat putih yang terdapat pada daun pisang. Namun sekarang, masyarakat merias tubuh dengan oli kotor maupun pasta gigi.

“Sekarang sudah tidak ada lagi menggunakan arang dan lemak babi sebab lebih banyak menggunakan oli ataupun odol untuk merias tubuh. Itulah bagian dari perubahan. Oleh karena itu kita tidak bisa menutup diri pada perubahan-perubahan yang terjadi, tetapi kita tidak merubah esensi dari budaya tradisional kita,” katanya.

Pemerintah mengaku Distrik Wosilimo layak dijadikan lokasi FBLB pada tahun-tahun mendatang sebab kegiatan kali ini mendapat dukungan luar biasa dari masyarakat setempat.

“Distrik Wosilimo telah menunjukan sebagai tuan rumah yang baik,” katanya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jayawijaya Engelbert Sorabut mengatakan jumlah wisatawan asing yang tercatat hadir pada kegiatan itu sebanyak 240 lebih, sementara turis lokal sekitar 3.000 – 4.000.

Pada penutupan FBLB kali ini panitia menggelar acara bakar batu atau memasak daging babi, ayam, umbi dan sayur mayur secara tradisional menurut budaya Baliem. Bakar batu dilakukan terpisah antara daging ayam dan daging babi guna menghormati pengunjung, tamu yang tidak mengkonsumsi makanan tertentu.

Panitia selanjutnya mengarahkan pengunjung, termasuk wisatawan asing yang ingin mencicipi masakan tradisional untuk mengambil bagian sebagaimana biasanya dilakukan oleh masyarakat Baliem, yaitu duduk melantai di atas rumput secara berkelompok dan berbentuk lingkaran.

Tim konsumsi selanjutnya membawa hasil bakar batu itu lalu membagikan kepada tamu undangan, termasuk masyarakat yang hadir untuk makan bersama.
 

Pewarta : Admin Portal/Marius Frisson Yewun
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024