Biak (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Biak Numfor, Papua, Kamaruddin, meminta Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada setiap satuan pendidikan memperhatikan asupan gizi anak guna mencegah obesitas atau kegemukan.
"Program aksi bergizi yang mulai digalakkan sekolah untuk mendukung program anak Biak sehat dan cerdas tanpa obesitas dan stunting," kata Kamaruddin usai menutup Program Aksi Gizi Bagi Guru Sekolah, di Biak, Jumat.
Ia menyebut obesitas pada anak adalah kondisi kesehatan yang serius dan sebaiknya tidak dianggap remeh para guru dan orang tua di rumah.
Selain menurunkan rasa percaya diri anak, menurut dia, obesitas pada anak atau remaja berisiko mengalami penyakit yang serius.
"Dampak dari obesitas bisa berakibat kematian sehingga sekolah lewat peran UKS dan guru dapat mencegah sejak dini," kata Kamaruddin.
Disinggung penyebab obesitas pada anak, ia mengatakan paling umum disebabkan gaya hidup dan pola makan yang tidak baik, kemudian kurang beraktivitas fisik atau olahraga. Selain itu, lanjut dia, anak mengonsumsi makanan dengan kalori berlebihan.
Di samping itu, menurut dia, ada juga faktor genetik dan hormonal yang mempengaruhi kecenderungan anak menjadi obesitas atau kelebihan berat badan.
"Orang tua maupun guru di sekolah jika menemukan kondisi tumbuh kembang anak dan remaja tidak wajar untuk segera melakukan pencegahan," katanya.
Ia berharap guru yang sudah mendapat pelatihan Program Aksi Gizi dapat menjadi pelopor di sekolah dalam mengatasi obesitas dan stunting pada anak.
Pada Jumat UNICEF, Disdikbud Biak, serta Yayasan Pembangunan Pendidikan Kesehatan, melatih 15 guru SMP/Madrasah dan SMK mengikuti pelatihan program bergizi di Kabupaten Biak Numfor . Pelatihan berjalan sejak 9 Agustus dan berakhir 11 Agustus 2023.
"Program aksi bergizi yang mulai digalakkan sekolah untuk mendukung program anak Biak sehat dan cerdas tanpa obesitas dan stunting," kata Kamaruddin usai menutup Program Aksi Gizi Bagi Guru Sekolah, di Biak, Jumat.
Ia menyebut obesitas pada anak adalah kondisi kesehatan yang serius dan sebaiknya tidak dianggap remeh para guru dan orang tua di rumah.
Selain menurunkan rasa percaya diri anak, menurut dia, obesitas pada anak atau remaja berisiko mengalami penyakit yang serius.
"Dampak dari obesitas bisa berakibat kematian sehingga sekolah lewat peran UKS dan guru dapat mencegah sejak dini," kata Kamaruddin.
Disinggung penyebab obesitas pada anak, ia mengatakan paling umum disebabkan gaya hidup dan pola makan yang tidak baik, kemudian kurang beraktivitas fisik atau olahraga. Selain itu, lanjut dia, anak mengonsumsi makanan dengan kalori berlebihan.
Di samping itu, menurut dia, ada juga faktor genetik dan hormonal yang mempengaruhi kecenderungan anak menjadi obesitas atau kelebihan berat badan.
"Orang tua maupun guru di sekolah jika menemukan kondisi tumbuh kembang anak dan remaja tidak wajar untuk segera melakukan pencegahan," katanya.
Ia berharap guru yang sudah mendapat pelatihan Program Aksi Gizi dapat menjadi pelopor di sekolah dalam mengatasi obesitas dan stunting pada anak.
Pada Jumat UNICEF, Disdikbud Biak, serta Yayasan Pembangunan Pendidikan Kesehatan, melatih 15 guru SMP/Madrasah dan SMK mengikuti pelatihan program bergizi di Kabupaten Biak Numfor . Pelatihan berjalan sejak 9 Agustus dan berakhir 11 Agustus 2023.