Wamena (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan pada 17 Agustus 2023, meluncurkan kurikulum Bahasa Baliem atau bahasa daerah Jayawijaya sebagai bahan ajar di satuan pendidikan.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menyerahkan kurikulum tersebut secara simbolis kepada perwakilan guru, usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI di Halaman Kantor Bupati Jayawijaya, Kamis.
“Kami perlu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi kami tidak bisa mengesampingkan nilai-nilai budaya dan ini upaya kita mempertahankan budaya agar tidak hilang,” kata bupati dalam siaran pers di Jayapura, Jumat.
Jhon Banua mengatakan peluncuran kurikulum bahasa daerah sebenarnya sudah dilakukan tahun lalu namun pada tingkat taman kanak-kanak (TK) dan siswa kelas II SD.
“Untuk tahun ini, kita mulai terapkan lagi untuk siswa Kelas III sampai Kelas V sekolah dasar (SD),” katanya.
Bupati mengharapkan dukungan guru agar niat baik pemerintah ini terlaksana dengan baik.
Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya Natalis Mumpu mengatakan dengan peluncuran itu, peserta didik tidak saja belajar bahasa daerah, sebab mereka juga belajar tradisi masyarakat Baliem, sebutan wilayah adat untuk Kabupaten Jayawijaya.
“Tahun ini merupakan yang kedua kali. Bupati sudah meluncurkan untuk pembagian ke sekolah dari Kelas III sampai Kelas V SD. Nanti akan selanjutnya kita akan tuntaskan pada semua jenjang Pendidikan. Jadi tidak sampai di SD saja, tetapi nanti ke SMP dan SMA/SMK agar anak-anak kami tahu terkait bahasa ibu, terkait adat budaya di Papua Pegunungan ini,” katanya.
Kadis Natalis mengaku bahasa daerahnya terkikis perubahan zaman sehingga jika program pelestarian budaya ini tidak dijalankan sesuai rencana maka dikhawatirkan berdampak buruk pada generasi yang akan datang.
“Sebab kita generasi sekarang sudah susah memahami bahasa daerah sehingga kita sekarang fokus mendorong agar generasi mendatang tidak lebih parah dari kita,” katanya.
Natalis memastikan kurikulum Bahasa Baliem ini sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah di distrik pinggiran hingga sekolah di dalam pusat kota kabupaten.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua menyerahkan kurikulum tersebut secara simbolis kepada perwakilan guru, usai upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI di Halaman Kantor Bupati Jayawijaya, Kamis.
“Kami perlu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi kami tidak bisa mengesampingkan nilai-nilai budaya dan ini upaya kita mempertahankan budaya agar tidak hilang,” kata bupati dalam siaran pers di Jayapura, Jumat.
Jhon Banua mengatakan peluncuran kurikulum bahasa daerah sebenarnya sudah dilakukan tahun lalu namun pada tingkat taman kanak-kanak (TK) dan siswa kelas II SD.
“Untuk tahun ini, kita mulai terapkan lagi untuk siswa Kelas III sampai Kelas V sekolah dasar (SD),” katanya.
Bupati mengharapkan dukungan guru agar niat baik pemerintah ini terlaksana dengan baik.
Kepala Dinas Pendidikan Jayawijaya Natalis Mumpu mengatakan dengan peluncuran itu, peserta didik tidak saja belajar bahasa daerah, sebab mereka juga belajar tradisi masyarakat Baliem, sebutan wilayah adat untuk Kabupaten Jayawijaya.
“Tahun ini merupakan yang kedua kali. Bupati sudah meluncurkan untuk pembagian ke sekolah dari Kelas III sampai Kelas V SD. Nanti akan selanjutnya kita akan tuntaskan pada semua jenjang Pendidikan. Jadi tidak sampai di SD saja, tetapi nanti ke SMP dan SMA/SMK agar anak-anak kami tahu terkait bahasa ibu, terkait adat budaya di Papua Pegunungan ini,” katanya.
Kadis Natalis mengaku bahasa daerahnya terkikis perubahan zaman sehingga jika program pelestarian budaya ini tidak dijalankan sesuai rencana maka dikhawatirkan berdampak buruk pada generasi yang akan datang.
“Sebab kita generasi sekarang sudah susah memahami bahasa daerah sehingga kita sekarang fokus mendorong agar generasi mendatang tidak lebih parah dari kita,” katanya.
Natalis memastikan kurikulum Bahasa Baliem ini sudah didistribusikan ke sekolah-sekolah di distrik pinggiran hingga sekolah di dalam pusat kota kabupaten.