Jayapura (ANTARA) - Tunas Sawa Erma (TSE) Group sebagai pelaku industri yang bergerak pada bidang pengelolaan kelapa sawit di Provinsi Papua Selatan turut serta melestarikan kuliner khas Papua salah satunya ialah sagu sep.
Perwakilan dari TSE Group, Sutisna dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan sagu sep merupakan kuliner khas dari Papua Selatan yang memiliki cita rasa gurih.
"Panganan tradisional ini diproses dengan mencampurkan tepung sagu dan kelapa yang diolah menjadi satu dan ditambahkan daging sekaligus rempah-rempah untuk menambah cita rasa," katanya.
Menurut Sutisna, yang unik dari pembuatan kuliner tersebut ialah sagu sep dimasak dengan menyiapkan api untuk membakar batu berukuran sebesar kepalan tangan atau biasa disebut dengan tradisi "bakar batu".
"Selain menggunakan cara dibakar menggunakan batu, sagu sep sendiri dapat dimasak dengan menggunakan arang dari kayu," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk cara adonan sagu sep yang sudah terbungkus rapat dengan daun pisang kemudian diletakkan di atas arang kayu kemudian adonan sagu sep secara perlahan akan matang dan siap dikonsumsi.
Dia mengatakan dilihat dari keistimewaan bahan dan cara pembuatan sagu sep patut masuk ke dalam daftar makanan tradisional yang yang harus dilestarikan.
"Untuk itu kami pada Sabtu (26/8) telah melaksanakan kegiatan komunikasi bulanan di Kampung Getentiri, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan pada Sabtu 26 Agustus 2023 sekaligus mengajak mama-mama Papua di daerah itu untuk memasak sagu sep," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya berharap melalui kegiatan tersebut dapat memperkenalkan dan melestarikan kearifan lokal yang berada di Boven Digoel.
Perwakilan dari TSE Group, Sutisna dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Jumat, mengatakan sagu sep merupakan kuliner khas dari Papua Selatan yang memiliki cita rasa gurih.
"Panganan tradisional ini diproses dengan mencampurkan tepung sagu dan kelapa yang diolah menjadi satu dan ditambahkan daging sekaligus rempah-rempah untuk menambah cita rasa," katanya.
Menurut Sutisna, yang unik dari pembuatan kuliner tersebut ialah sagu sep dimasak dengan menyiapkan api untuk membakar batu berukuran sebesar kepalan tangan atau biasa disebut dengan tradisi "bakar batu".
"Selain menggunakan cara dibakar menggunakan batu, sagu sep sendiri dapat dimasak dengan menggunakan arang dari kayu," ujarnya.
Dia menjelaskan untuk cara adonan sagu sep yang sudah terbungkus rapat dengan daun pisang kemudian diletakkan di atas arang kayu kemudian adonan sagu sep secara perlahan akan matang dan siap dikonsumsi.
Dia mengatakan dilihat dari keistimewaan bahan dan cara pembuatan sagu sep patut masuk ke dalam daftar makanan tradisional yang yang harus dilestarikan.
"Untuk itu kami pada Sabtu (26/8) telah melaksanakan kegiatan komunikasi bulanan di Kampung Getentiri, Distrik Jair, Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan pada Sabtu 26 Agustus 2023 sekaligus mengajak mama-mama Papua di daerah itu untuk memasak sagu sep," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya berharap melalui kegiatan tersebut dapat memperkenalkan dan melestarikan kearifan lokal yang berada di Boven Digoel.