Jayapura (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua mengimbau masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai cuaca ekstrem pada peralihan musim kemarau ke musim penghujan yang diperkirakan terjadi pada Oktober hingga November 2023.
Kepala BPBD Provinsi Papua William Manderi di Jayapura, Rabu, mengatakan saat peralihan musim seringkali terjadi cuaca ekstrem sehingga pihaknya meminta masyarakat di daerah itu meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kesiapsiagaan sangat diperlukan terutama daerah rawan bencana alam, banjir, longsor dan abrasi pantai," katanya.
Menurut dia ada beberapa daerah di Papua yang rawan mengalami abrasi pantai seperti Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Waropen dan Sarmi.
"Ketika terjadi gelombang ekstrim daerah-daerah tersebut biasanya mengalami kerusakan dan abrasi yang cukup signifikan," ujarnya.
Terkait itu, maka BPBD Provinsi Papua terus mengimbau agar masyarakat di daerah rawan bencana selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Selain itu perlu juga melakukan pemantauan terhadap kondisi alam sekitar terkena bencana karena dengan kesadaran dan kesiapsiagaan yang baik dari masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak akibat bencana alam yang mungkin terjadi," katanya.
Ia menjelaskan cuaca di Papua tidak mengenal musim-musim tertentu seperti di daerah lain di Indonesia sehingga yang terpenting ialah seluruh daerah di Papua untuk selalu memperbaharui informasi cuaca dari BMKG setiap hari.
Pihaknya juga berharap supaya seluruh masyarakat tidak mudah terpengaruh informasi cuaca yang berasal dari sumber tidak benar atau masih diragukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, demikian William Manderi .
Kepala BPBD Provinsi Papua William Manderi di Jayapura, Rabu, mengatakan saat peralihan musim seringkali terjadi cuaca ekstrem sehingga pihaknya meminta masyarakat di daerah itu meningkatkan kesiapsiagaan.
"Kesiapsiagaan sangat diperlukan terutama daerah rawan bencana alam, banjir, longsor dan abrasi pantai," katanya.
Menurut dia ada beberapa daerah di Papua yang rawan mengalami abrasi pantai seperti Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Waropen dan Sarmi.
"Ketika terjadi gelombang ekstrim daerah-daerah tersebut biasanya mengalami kerusakan dan abrasi yang cukup signifikan," ujarnya.
Terkait itu, maka BPBD Provinsi Papua terus mengimbau agar masyarakat di daerah rawan bencana selalu mengikuti perkembangan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Selain itu perlu juga melakukan pemantauan terhadap kondisi alam sekitar terkena bencana karena dengan kesadaran dan kesiapsiagaan yang baik dari masyarakat diharapkan dapat mengurangi dampak akibat bencana alam yang mungkin terjadi," katanya.
Ia menjelaskan cuaca di Papua tidak mengenal musim-musim tertentu seperti di daerah lain di Indonesia sehingga yang terpenting ialah seluruh daerah di Papua untuk selalu memperbaharui informasi cuaca dari BMKG setiap hari.
Pihaknya juga berharap supaya seluruh masyarakat tidak mudah terpengaruh informasi cuaca yang berasal dari sumber tidak benar atau masih diragukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, demikian William Manderi .