Sentani (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua pada Sabtu melepas sejumlah satwa endemik Papua di Hutan Miyoko, Kampung Miyoko, Distrik Mimika Tengah, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Menurut siaran pers BBKSDA Papua, satwa yang dilepas ke Hutan Miyoko antara lain sepasang cenderawasih kuning besar (Paradisaea apoda), satu kakatua koki (Cacatua galerita), dua nuri bayan (Eclectus roratus), dan dua kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius).
Selain itu, dilepas pula satu burung walik wompu (Ptilinopus magnificus), lima kura-kura perut merah (Emydura subglobosa), dan satu kura-kura sungai papua (Elseya rhodini).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Timika BBKSDA Papua Bambang H Lakuy mengatakan bahwa satwa-satwa yang dilepas di Hutan Miyoko merupakan satwa yang dipindahkan dari BBKSDA Jawa Timur dan BKSDA Kalimantan Tengah.
"Semua satwa sudah menjalani masa habituasi, dan secara fisik juga kondisinya sehat sehingga sudah siap kembali ke alam," katanya.
Bambang menjelaskan bahwa pemilihan Hutan Miyoko sebagai lokasi pelepasan satwa dilakukan berdasarkan hasil survei dan kajian.
"Kami sudah melakukan survei pada Selasa (14/11), dan menilai Hutan Miyoko dapat menunjang kelangsungan hidup satwa-satwa yang dilepas itu," katanya.
Selain itu, ia menyampaikan, masyarakat sekitar Hutan Miyoko masih menjunjung nilai-nilai leluhur dalam melestarikan alam.
Sementara itu, Kepala BBKSDA Papua AG Martana mengimbau warga untuk ikut menjaga kelestarian satwa liar dan habitatnya.
"Semua fungsi satwa liar di alam, mulai dari penyeimbang ekosistem, pengukur pencemaran lingkungan, penyedia sumber daya hayati, penunjang ekonomi, hingga fungsi sosial budaya dan rekreasi, pada akhirnya semua itu untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia," ia menjelaskan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sejumlah satwa endemik Papua dilepas di hutan Mimika
Menurut siaran pers BBKSDA Papua, satwa yang dilepas ke Hutan Miyoko antara lain sepasang cenderawasih kuning besar (Paradisaea apoda), satu kakatua koki (Cacatua galerita), dua nuri bayan (Eclectus roratus), dan dua kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius).
Selain itu, dilepas pula satu burung walik wompu (Ptilinopus magnificus), lima kura-kura perut merah (Emydura subglobosa), dan satu kura-kura sungai papua (Elseya rhodini).
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Timika BBKSDA Papua Bambang H Lakuy mengatakan bahwa satwa-satwa yang dilepas di Hutan Miyoko merupakan satwa yang dipindahkan dari BBKSDA Jawa Timur dan BKSDA Kalimantan Tengah.
"Semua satwa sudah menjalani masa habituasi, dan secara fisik juga kondisinya sehat sehingga sudah siap kembali ke alam," katanya.
Bambang menjelaskan bahwa pemilihan Hutan Miyoko sebagai lokasi pelepasan satwa dilakukan berdasarkan hasil survei dan kajian.
"Kami sudah melakukan survei pada Selasa (14/11), dan menilai Hutan Miyoko dapat menunjang kelangsungan hidup satwa-satwa yang dilepas itu," katanya.
Selain itu, ia menyampaikan, masyarakat sekitar Hutan Miyoko masih menjunjung nilai-nilai leluhur dalam melestarikan alam.
Sementara itu, Kepala BBKSDA Papua AG Martana mengimbau warga untuk ikut menjaga kelestarian satwa liar dan habitatnya.
"Semua fungsi satwa liar di alam, mulai dari penyeimbang ekosistem, pengukur pencemaran lingkungan, penyedia sumber daya hayati, penunjang ekonomi, hingga fungsi sosial budaya dan rekreasi, pada akhirnya semua itu untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia," ia menjelaskan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sejumlah satwa endemik Papua dilepas di hutan Mimika