Jayapura (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, Papua, mencatat sebanyak 100 pasien kanker melakukan kemoterapi setiap bulan di rumah sakit tersebut.
Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura Jan Frits Siauta dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Rabu, mengatakan berdasarkan data sepanjang 2023 jumlah pasien kanker yang dirawat di rumah sakit tersebut mencapai 100 orang per bulan.
"Para pasien ini berasal dari enam provinsi di Tanah Papua bahkan ada yang merupakan rujukan dari Singapura dan Malaysia," katanya.
Menurut Siauta, rata-rata 80 persen pasien merupakan Orang Asli Papua (OAP) sehingga diharapkan agar masyarakat untuk mengubah pola hidup sehat, menjaga pola makan dan menghindari makanan yang berisiko terkena penyakit kanker.
Di sisi lain, dia merasa bangga unit kemoterapi di RSUD Jayapura semakin dipercaya dalam menangani pasien kanker.
"Meskipun demikian kami mengalami kendala karena hanya ada dua dokter spesialis serta minimnya tenaga penunjang," ujarnya.
Direktur RSUD Jayapura Alosius Giyai mengatakan Kementerian Kesehatan RI akan membantu alat CT scan dan rencananya alat itu akan tiba pada Januari 2024.
"Untuk mendukung pelayanan pasien kanker, pihaknya juga akan mendapat bantuan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi seperti alat radioterapi dan tenaga fisikawan medis, spesialis enkologi radiasi dan fisioterapi," katanya.
Sebelumnya Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun pada Senin (20/11) meninjau pelayanan pasien kemoterapi di RSUD Jayapura.
Selain itu Penjabat Gubernur Ridwan Rumasukun juga meninjau progres pembangunan gedung bunker radioterapi yang sedang dikerjakan dan rencananya akan difungsikan pada Desember 2023.*
Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura Jan Frits Siauta dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Rabu, mengatakan berdasarkan data sepanjang 2023 jumlah pasien kanker yang dirawat di rumah sakit tersebut mencapai 100 orang per bulan.
"Para pasien ini berasal dari enam provinsi di Tanah Papua bahkan ada yang merupakan rujukan dari Singapura dan Malaysia," katanya.
Menurut Siauta, rata-rata 80 persen pasien merupakan Orang Asli Papua (OAP) sehingga diharapkan agar masyarakat untuk mengubah pola hidup sehat, menjaga pola makan dan menghindari makanan yang berisiko terkena penyakit kanker.
Di sisi lain, dia merasa bangga unit kemoterapi di RSUD Jayapura semakin dipercaya dalam menangani pasien kanker.
"Meskipun demikian kami mengalami kendala karena hanya ada dua dokter spesialis serta minimnya tenaga penunjang," ujarnya.
Direktur RSUD Jayapura Alosius Giyai mengatakan Kementerian Kesehatan RI akan membantu alat CT scan dan rencananya alat itu akan tiba pada Januari 2024.
"Untuk mendukung pelayanan pasien kanker, pihaknya juga akan mendapat bantuan dari Menteri Kesehatan Budi Gunadi seperti alat radioterapi dan tenaga fisikawan medis, spesialis enkologi radiasi dan fisioterapi," katanya.
Sebelumnya Penjabat Gubernur Papua Ridwan Rumasukun pada Senin (20/11) meninjau pelayanan pasien kemoterapi di RSUD Jayapura.
Selain itu Penjabat Gubernur Ridwan Rumasukun juga meninjau progres pembangunan gedung bunker radioterapi yang sedang dikerjakan dan rencananya akan difungsikan pada Desember 2023.*