Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua menyebutkan tiga puskesmas 2023 menjadi prioritas pengembangan Sistem Terintegrasi Pelayanan Adminduk dengan Rumah Sakit (Sitandukrusa).
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayapura Herald J Berhitu di Sentani, Kamis mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan sosialisasi ke tiga puskesmas.
“Saya sudah bicara dengan kepala dinas kesehatan untuk program Sitandukrusa untuk menjadi prioritas di puskesmas sehingga memudahkan sinkronisasi data masyarakat atau pasien,” katanya.
Menurut Herald, Puskesmas Waibhu, Sentani dan Sentani Timur di wilayah perkotaan coba dilakukan sosialisasi untuk menjalankan program Sitandukrusa.
“Awal tiga rumah sakit tersebut yang berada di wilayah perkotaan menjadi contoh dan barometer sebelum diterapkan ke puskesmas lain,” ujarnya.
Dia menjelaskan program Sitandukrusa sudah lebih dulu dicoba di (BLUD) RSUD Yowari dan hasilnya baik, sehingga ingin dilakukan di tiga puskesmas.
“Selama ini kita sinkronisasi data antara rumah sakit dengan Disdukcapil dengan pesan WhatsApp, tetapi sudah beberapa waktu lalu telah gunakan aplikasi,” katanya.
Dia menambahkan data-data bayi yang baru lahir dikirim menggunakan sistem Sitandukrusa, diolah dan diverifikasi di Disdukcapil, selanjutnya dikirim kembali ke rumah sakit untuk dicetak.
“Jadi untuk kerja sama Sitandukrusa untuk kartu identitas anak (KIA,KIP), kartu keluarga itu rumah sakit sendiri yang mencetak nya, dengan terintegrasi data dengan kami setelah melewati proses verifikasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Jayapura Herald J Berhitu di Sentani, Kamis mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan sosialisasi ke tiga puskesmas.
“Saya sudah bicara dengan kepala dinas kesehatan untuk program Sitandukrusa untuk menjadi prioritas di puskesmas sehingga memudahkan sinkronisasi data masyarakat atau pasien,” katanya.
Menurut Herald, Puskesmas Waibhu, Sentani dan Sentani Timur di wilayah perkotaan coba dilakukan sosialisasi untuk menjalankan program Sitandukrusa.
“Awal tiga rumah sakit tersebut yang berada di wilayah perkotaan menjadi contoh dan barometer sebelum diterapkan ke puskesmas lain,” ujarnya.
Dia menjelaskan program Sitandukrusa sudah lebih dulu dicoba di (BLUD) RSUD Yowari dan hasilnya baik, sehingga ingin dilakukan di tiga puskesmas.
“Selama ini kita sinkronisasi data antara rumah sakit dengan Disdukcapil dengan pesan WhatsApp, tetapi sudah beberapa waktu lalu telah gunakan aplikasi,” katanya.
Dia menambahkan data-data bayi yang baru lahir dikirim menggunakan sistem Sitandukrusa, diolah dan diverifikasi di Disdukcapil, selanjutnya dikirim kembali ke rumah sakit untuk dicetak.
“Jadi untuk kerja sama Sitandukrusa untuk kartu identitas anak (KIA,KIP), kartu keluarga itu rumah sakit sendiri yang mencetak nya, dengan terintegrasi data dengan kami setelah melewati proses verifikasi,” ujarnya.