Biak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Biak Numfor, Papua mengajak para pemimpin umat beragama di daerah setempat untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang rukun dan damai guna memilih pemimpin Indonesia ke depan.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Pendeta Michael Kapisa S.Th di Biak, Rabu, mengingatkan warga Biak Numfor dalam menghadapi pemilu untuk menghindari praktik suap menyuap dan politik uang.
"Gunakan hak suara dengan adil dan jujur saat berada di TPS pada 14 Februari 2024," pesan Pdt Michael.
Ia mengingatkan, jika memilih hak suara yang benar maka bahagia selama lima tahun.
Tetapi jika salah memilih di pemilu, lanjut dia, maka selama lima tahun berikutnya akan mengalami kesulitan dalam mengarungi masa depan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Biak Numfor Yermias Rumbiak mengingatkan semua warga Biak Numfor dalam menghadapi pemilu senantiasa untuk menjaga persatuan dan kesatuan sekalipun di antara warga terdapat pilihan berbeda
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, lanjut Yermias, harus memberikan hak pilih secara langsung di tempat pemungutan suara pemilu.
"Hindari politik identitas yang dapat berpotensi memecah belah hubungan persaudaraan dan toleransi antarumat beragama yang sangat kondusif," pesan Yermias.
Kepala Kantor Kementerian Agama R. Abidondifu mengajak umat beragama untuk menjaga kondisi kerukunan beragama Biak Numfor yang damai karena selama ini memiliki tingkat indeks toleransi tinggi.
"Pemilu yang rukun dan damai menjadi harapan semua umat beragama untuk diwujudkan 14 Februari 2024," imbuhnya.
Dialog FKUB dengan tokoh agama Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha terkait pemilu untuk rukun dan damai dipandu Pendeta Yan Mbaro mendengarkan penyampaian tahapan pemilu disampaikan Ketua KPU Biak Matheus G.Ronsumbre.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Pendeta Michael Kapisa S.Th di Biak, Rabu, mengingatkan warga Biak Numfor dalam menghadapi pemilu untuk menghindari praktik suap menyuap dan politik uang.
"Gunakan hak suara dengan adil dan jujur saat berada di TPS pada 14 Februari 2024," pesan Pdt Michael.
Ia mengingatkan, jika memilih hak suara yang benar maka bahagia selama lima tahun.
Tetapi jika salah memilih di pemilu, lanjut dia, maka selama lima tahun berikutnya akan mengalami kesulitan dalam mengarungi masa depan Indonesia.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Biak Numfor Yermias Rumbiak mengingatkan semua warga Biak Numfor dalam menghadapi pemilu senantiasa untuk menjaga persatuan dan kesatuan sekalipun di antara warga terdapat pilihan berbeda
Sebagai warga negara Indonesia yang baik, lanjut Yermias, harus memberikan hak pilih secara langsung di tempat pemungutan suara pemilu.
"Hindari politik identitas yang dapat berpotensi memecah belah hubungan persaudaraan dan toleransi antarumat beragama yang sangat kondusif," pesan Yermias.
Kepala Kantor Kementerian Agama R. Abidondifu mengajak umat beragama untuk menjaga kondisi kerukunan beragama Biak Numfor yang damai karena selama ini memiliki tingkat indeks toleransi tinggi.
"Pemilu yang rukun dan damai menjadi harapan semua umat beragama untuk diwujudkan 14 Februari 2024," imbuhnya.
Dialog FKUB dengan tokoh agama Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Budha terkait pemilu untuk rukun dan damai dipandu Pendeta Yan Mbaro mendengarkan penyampaian tahapan pemilu disampaikan Ketua KPU Biak Matheus G.Ronsumbre.