Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayapura, Papua mengharapkan tokoh adat setempat berperan dalam mencegah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di daerah itu.

Hal ini menyusul diamankannya 31 pemuda di BTN Kolam Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura setelah mereka menyerang polisi karena tidak terima ditegur untuk menghentikan acara dari malam hingga pagi.

Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo di Sentani, Kamis, mengatakan tokoh adat harus tampil di depan untuk mengatasi masyarakatnya untuk tidak melakukan tindakan melawan hukum.

“Sebenarnya sebelum ada teguran dari aparat keamanan seharusnya orang tua, kepala suku atau ondofolo berdiri paling depan dalam menangani setiap masalah yang ada di wilayah adatnya,” katanya.

Menurut Penjabat Bupati, proses Pemilu 2024 sementara masih berjalan sehingga masyarakat harus membantu pemerintah dan aparat keamanan TNI-Polri untuk menjaga daerah ini.

“Cukup sudah kejadian pertikaian yang terjadi di Kampung Karya Bumi Besum, Demta di awal tahun lalu, saat ini fokus kita untuk menjaga daerah ini supaya tidak lagi terjadi gangguan kamtibmas,” ujarnya.

Dia menjelaskan Kabupaten Jayapura merupakan rumah besar bagi seluruh masyarakat dari berbagai suku di Indonesia, sehingga kedamaian dan ketenteraman perlu untuk dijaga.

“Aparat keamanan itu adalah benteng terakhir ketika setiap persoalan tidak bisa lagi dikomunikasikan secara baik, maka kami harap keterlibatan tokoh adat dan masyarakat sangat perlu dilakukan,” katanya.

Dia menambahkan Kabupaten Jayapura tidak bisa aman dan damai ketika semua persoalan tidak dapat diselesaikan dengan kepala dingin.

Komitmen bersama untuk menjaga kamtibmas sebelum dan sesudah Pemilu 2024 telah dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat yang difasilitasi oleh Pemkab Jayapura dan Polres Jayapura beberapa waktu lalu.

Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024