Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua, menutup akses masuk pengiriman daging babi dari Mimika, Papua Tengah, guna mencegah virus African Swine Fever (ASF) masuk ke daerah ini.

Penutupan akses masuk pengiriman daging babi ke Kabupaten Jayapura dari Mimika karena jumlah babi yang mati akibat virus ASF hingga saat ini 3.278 ekor.

Dokter hewan (drh) Adorvina Wompere pada Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jayapura di Sentani, Rabu, mengatakan kasus virus ASF di Kabupaten Mimika belum ditemukan dan langkah pencegahannya dengan melarang pengiriman daging babi dari Kabupaten Mimika maupun dari luar Papua ke Kabupaten Jayapura saat ini.

“Kami sudah melakukan koordinasi ke pemerintah provinsi untuk sementara waktu tidak boleh ada pengiriman babi dari luar ke Papua untuk mencegah virus ASF,” katanya.

Menurut Wompore, pihaknya sudah melakukan survei ke kampung-kampung yang terdapat babi mati, dan setelah melakukan pemeriksaan ternyata hewan itu mati akibat penyakit streptococcus sejak Januari-Februari.

Streptococcus itu merupakan penyakit hewan khususnya babi disebabkan karena kuman, bukan disebabkan oleh virus ASF seperti di kabupaten Mimika,” ujarnya.

Dia menjelaskan pihaknya dapat menyimpulkan hal itu karena dari cara penyebarannya saja berbeda antara penyakit streptococcus dan virus ASF, dimana streptococcus hewan ternak matinya satu per satu, kalau virus ASF matinya serentak,” ujarnya.

“Kami selain melihat dari cara penyebaran dan kematian, juga dilakukan pemeriksaan sampel dagingnya apakah babi di sini matinya karena virus ASF atau streptococcus,” katanya.

Dia menambahkan langkah pencegahan yang dilakukan pihaknya ialah menyemprotkan kadang hewan ternak di kampung-kampung yang terdapat ternak babi yang mati maupun ke semua peternak babi di daerah ini.

“Kami mengimbau kepada semua peternak babi untuk memberikan vitamin kepada hewan ternak mereka maupun kandangnya wajib disemprot sehingga mengantisipasi penyakit streptococcus maupun virus ASF,” ujarnya.*

Pewarta : Yudhi Efendi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024