Jayapura (ANTARA) - Kepala Karantina Papua Selatan Cahyono mengatakan sebanyak 7.200 bibit tebu asal Australia telah masuk dan berada di Merauke, yang diterima dalam dua kali pengiriman yaitu 1.440 bibit pada April dan 5.760 bibit pada Mei.
"Bibit tebu yang masuk itu sudah melalui pemeriksaan oleh petugas karantina, baik kelengkapan dokumen karantina dari Australia maupun fisik media pembawa," kata Kepala Cahyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jayapura, Rabu.
Ia menjelaskan Wakil Presiden (Wapress) Ma’ruf Amin disela-sela kunjungannya ke Papua Selatan menyempatkan berkunjung ke laboratorium milik PT Global Papua Abadi (GPA) yang menjadi tempat pengasingan dan pengamatan tebu.
Laboratorium milik PT GPA yang dikunjungi Wapres Selasa (4/6) berlokasi di Sermayam, Merauke. Lokasi itu menjadi tempat bagi karantina mendeteksi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) tertentu.
Tebu yang diimpor pada April lalu, kata dia, sudah dipindahkan ke pot tray dan diletakkan ke tempat tindakan karantina.
Hal itu, lanjutnya, dilakukan untuk melihat adaptasi tebu terhadap lingkungan yang barunya di Merauke serta memonitor apakah ada atau tidaknya hama penyakit tumbuhan.
Cahyono menegaskan Karantina Papua Selatan mendukung program strategis nasional dengan memastikan setiap bibit yang masuk dalam keadaan sehat dan tidak ada organisme pengganggu tumbuhan karantina.
Ia berharap peta jalan percepatan swasembada pangan, termasuk peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare melalui praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut, dapat berjalan dengan baik dan sukses.
"Bibit tebu yang masuk itu sudah melalui pemeriksaan oleh petugas karantina, baik kelengkapan dokumen karantina dari Australia maupun fisik media pembawa," kata Kepala Cahyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jayapura, Rabu.
Ia menjelaskan Wakil Presiden (Wapress) Ma’ruf Amin disela-sela kunjungannya ke Papua Selatan menyempatkan berkunjung ke laboratorium milik PT Global Papua Abadi (GPA) yang menjadi tempat pengasingan dan pengamatan tebu.
Laboratorium milik PT GPA yang dikunjungi Wapres Selasa (4/6) berlokasi di Sermayam, Merauke. Lokasi itu menjadi tempat bagi karantina mendeteksi Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) tertentu.
Tebu yang diimpor pada April lalu, kata dia, sudah dipindahkan ke pot tray dan diletakkan ke tempat tindakan karantina.
Hal itu, lanjutnya, dilakukan untuk melihat adaptasi tebu terhadap lingkungan yang barunya di Merauke serta memonitor apakah ada atau tidaknya hama penyakit tumbuhan.
Cahyono menegaskan Karantina Papua Selatan mendukung program strategis nasional dengan memastikan setiap bibit yang masuk dalam keadaan sehat dan tidak ada organisme pengganggu tumbuhan karantina.
Ia berharap peta jalan percepatan swasembada pangan, termasuk peningkatan produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare melalui praktik agrikultur berupa pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, dan tebang muat angkut, dapat berjalan dengan baik dan sukses.