Biak (ANTARA) - Penjabat Bupati Kabupaten Biak Numfor, Papua Sofia Bonsapia menyebut atraksi budaya Snap Mor atau menangkap ikan tradisional di air laut surut merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Kampung Ramdori, Distrik Swandiwe.
"Budaya Snap Mor diawali sasi laut, kemudian dibuka sasi dan sumber daya alam laut yang dimiliki Kampung Ramdori bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga," kata Pj Bupati Sofia Bonsapia usai membuka Snap Mor di Kampung Ramdori, Distrik Swandiwe, Kamis.
Sebelum atraksi Snap Mor dilakukan ritual adat sasi atau sasisen selama empat bulan sejak 1 Maret 2024 hingga 1 Juli 2024, mulai dibuka area konservasi alam yang melindungi ikan, teripang, dan biota laut kini boleh dimanfaatkan untuk diambil.
Sasi laut merupakan peraturan adat yang dibuat masyarakat adat, dimana warga dilarang mengambil hasil laut yang ditentukan di suatu wilayah adat.
Ia mengatakan prosesi sasi bertujuan agar sumber daya laut yang dilindungi punya cukup waktu untuk berkembang biak, sehingga hasil panennya akan lebih banyak dinikmati masyarakat.
Dia berharap tradisi budaya Biak Snap Mor yang telah berlangsung di lingkungan masyarakat adat suku Biak dapat tetap lestari sepanjang waktu.
Sementara itu, Ketua Panitia Snap Mor Ramdori, Derek Kararbo mengatakan Snap Mor sebagai wujud nyata kecintaan masyarakat adat Biak mempertahankan dan melestarikan budaya tradisional daerah itu.
"Ini warisan budaya orang tua suku Biak, sehingga kami harus menjaga keaslian tradisional menangkap ikan," katanya.
Selain Snap Mor, masyarakat Kampung Ramdori juga menyiapkan masakan harapan berupa daging ayam, daging babi, keladi, ubi kayu, dan ikan yang dimasak dengan bara api.
Kepala Dinas Pariwisata Biak Onny Dangeubun menyampaikan terima kasih kepada semua elemen masyarakat dan panitia penyelenggara Snap Mor Kampung Ramdori karena telah sukses membuat rangkaian acara hingga selesai.
"Snap Mor merupakan tradisi secara turun temurun suku Biak yang dijadikan agenda tetap pariwisata Kabupaten Biak Numfor," ujar Onny.
Kegiatan atraksi Snap Mor di Kampung Ramdori Swandiwe merupakan bagian acara Festival Munara Wampasi yang diikuti 4.000 warga Biak Numfor dan Kabupaten Supiori.
"Budaya Snap Mor diawali sasi laut, kemudian dibuka sasi dan sumber daya alam laut yang dimiliki Kampung Ramdori bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga," kata Pj Bupati Sofia Bonsapia usai membuka Snap Mor di Kampung Ramdori, Distrik Swandiwe, Kamis.
Sebelum atraksi Snap Mor dilakukan ritual adat sasi atau sasisen selama empat bulan sejak 1 Maret 2024 hingga 1 Juli 2024, mulai dibuka area konservasi alam yang melindungi ikan, teripang, dan biota laut kini boleh dimanfaatkan untuk diambil.
Sasi laut merupakan peraturan adat yang dibuat masyarakat adat, dimana warga dilarang mengambil hasil laut yang ditentukan di suatu wilayah adat.
Ia mengatakan prosesi sasi bertujuan agar sumber daya laut yang dilindungi punya cukup waktu untuk berkembang biak, sehingga hasil panennya akan lebih banyak dinikmati masyarakat.
Dia berharap tradisi budaya Biak Snap Mor yang telah berlangsung di lingkungan masyarakat adat suku Biak dapat tetap lestari sepanjang waktu.
Sementara itu, Ketua Panitia Snap Mor Ramdori, Derek Kararbo mengatakan Snap Mor sebagai wujud nyata kecintaan masyarakat adat Biak mempertahankan dan melestarikan budaya tradisional daerah itu.
"Ini warisan budaya orang tua suku Biak, sehingga kami harus menjaga keaslian tradisional menangkap ikan," katanya.
Selain Snap Mor, masyarakat Kampung Ramdori juga menyiapkan masakan harapan berupa daging ayam, daging babi, keladi, ubi kayu, dan ikan yang dimasak dengan bara api.
Kepala Dinas Pariwisata Biak Onny Dangeubun menyampaikan terima kasih kepada semua elemen masyarakat dan panitia penyelenggara Snap Mor Kampung Ramdori karena telah sukses membuat rangkaian acara hingga selesai.
"Snap Mor merupakan tradisi secara turun temurun suku Biak yang dijadikan agenda tetap pariwisata Kabupaten Biak Numfor," ujar Onny.
Kegiatan atraksi Snap Mor di Kampung Ramdori Swandiwe merupakan bagian acara Festival Munara Wampasi yang diikuti 4.000 warga Biak Numfor dan Kabupaten Supiori.