Biak (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Biak Numfor, Papua mengakui pelaksanaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024/2025 di lima satuan pendidikan sekolah negeri berjalan lancar tanpa kendala hingga pengumuman.
"Ada lima sekolah di Biak yang telah sukses melakukan PPDB online," ujar Kepala Disdikbud Biak Numfor Kamaruddin di Biak, Jumat.
Ia menyebut, lima satuan pendidikan yang sudah menggunakan PPDB tahun 2024 yakni SMA Negeri 1, SMAN 3, SMP Negeri 1,SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3.
Kamaruddin mengakui hasil seleksi PPDB sudah diumumkan sekolah tujuan kepada siswa bersangkutan.
"Saat ini siswa yang diterima sekolah negeri sedang melakukan daftar ulang," katanya.
Disinggung perbedaan sekolah negeri dan swasta,menurut Kamaruddin, untuk proses pembelajaran sama gunakan kurikulum Merdeka Belajar.
Sedangkan untuk guru pengajar sekolah swasta dan negeri, lanjut dia, hampir tidak ada karena sama-sama guru berstatus pendidikan sarjana.
"Stigma sekolah negeri dan sekolah swasta untuk kita eleminir," ujarnya.
Ia berharap, sekolah negeri dan sekolah swasta punya tanggungjawab sama untuk mencetak generasi emas Indonesia 2045.
Untuk kuota siswa sekolah negeri, lanjut dia, disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar dan ruang kelas yang tersedia.
"Sekolah dilarang menerima murid baru yang melebihi ruang kelas dan tempat duduk belajar siswa," tegasnya.
"Ada lima sekolah di Biak yang telah sukses melakukan PPDB online," ujar Kepala Disdikbud Biak Numfor Kamaruddin di Biak, Jumat.
Ia menyebut, lima satuan pendidikan yang sudah menggunakan PPDB tahun 2024 yakni SMA Negeri 1, SMAN 3, SMP Negeri 1,SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 3.
Kamaruddin mengakui hasil seleksi PPDB sudah diumumkan sekolah tujuan kepada siswa bersangkutan.
"Saat ini siswa yang diterima sekolah negeri sedang melakukan daftar ulang," katanya.
Disinggung perbedaan sekolah negeri dan swasta,menurut Kamaruddin, untuk proses pembelajaran sama gunakan kurikulum Merdeka Belajar.
Sedangkan untuk guru pengajar sekolah swasta dan negeri, lanjut dia, hampir tidak ada karena sama-sama guru berstatus pendidikan sarjana.
"Stigma sekolah negeri dan sekolah swasta untuk kita eleminir," ujarnya.
Ia berharap, sekolah negeri dan sekolah swasta punya tanggungjawab sama untuk mencetak generasi emas Indonesia 2045.
Untuk kuota siswa sekolah negeri, lanjut dia, disesuaikan dengan jumlah rombongan belajar dan ruang kelas yang tersedia.
"Sekolah dilarang menerima murid baru yang melebihi ruang kelas dan tempat duduk belajar siswa," tegasnya.