Biak (ANTARA) - Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) Kabupaten Biak Numfor, Papua selama beroperasi 2025 telah membeli hasil tangkapan ikan nelayan orang asli Papua (OAP) guna meningkatkan perekonomian keluarga.
"Saat ini SKPT Biak telah menampung hasil ikan nelayan untuk memenuhi permintaan pasar lokal dalam negeri," ujar Kepala Dinas Perikanan Biak Numfor Effendi Igirisa di Biak,Sabtu.
Ia menyebut, sejak ekspor ikan ke Jepang pada 2024 sudah terhenti maka SKPT Biak fokus menampung ikan nelayan OAP untuk pemenuhan permintaan pasar lokal.
Disinggung investasi sektor perikanan di Biak telah berkontribusi merekrut tenaga kerja lokal, menurut Effendi, investor sebanyak-banyaknya menyerap pekerja OAP merupakan harapan dari pemerintah daerah dan Bupati Markus Octovianus Mansnembra.
Effendi mengatakan, sejak operasional Koperasi Nelayan Samber-Binyeri dan Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT) telah menyerap pekerja lokal OAP.
"Dinas Perikanan terus meminta Investor perikanan yang sudah beroperasi mengelola SKPT mengutamakan pekerja OAP," harap Effendi.
Ia mengaku, terbukanya lapangan kerja di sektor perikanan karena pemerintah daerah sudah memberikan kemudahan investor mengelola potensi sumber daya alam Biak
Ia menegaskan merekrut anak-anak muda OAP sebagai pekerja sektor perikanan sebagai komitmen pemerintah memberikan kemudahan investor beroperasi di Biak.
Effendi mengakui, kehadiran pekerja OAP di sektor perikanan supaya berkontribusi untuk pemberdayaan masyarakat lokal Papua.
"Kami berdayakan tenaga kerja lokal sebagai aset membantu kinerja perusahaan sektor perikanan," ujar pengelola SKPT Biak Yunus S.
Diakuinya, satu kunci keberhasilan kerja sektor perikanan harus menjaga disiplin kerja bagi tenaga kerja asli Papua.
Berdasarkan data SKPT Dinas Perikanan Biak menampung aneka jenis ikan tuna, buropah dan jenis lainnya untuk kebutuhan lokal di Semarang.

