Jayapura (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Papua membutuhkan petani setempat yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan komoditas pertanian sehingga dapat  mendorong peningkatan produksi pangan.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Papua Samuel Siriwa di Jayapura, Senin, mengatakan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Nilai Tukar Petani (NTP) Papua Juni 2024 sebesar 101,239 atau mengalami penurunan sebesar 0,002 persen jika dibandingkan dengan Mei 2024.

“Penurunan NTP pada Juni 2024 itu sebagai momentum para petani sudah harus mulai berinovasi dan kreatif guna meningkatkan produktivitas,” katanya.

Menurut Siriwa, penyebab penurunan NTP pada Juni karena sarana produksi yang diterima oleh petani harganya mulai naik oleh sebab itu perlu dilakukan pengendalian bersama.

“Untuk itu pihaknya berharap agar penjual sarana produksi atau toko-toko agar tidak menaikkan harga sesukanya namun harus sesuai dengan ketentuan,” ujarnya.

Dia menjelaskan oleh sebab itu inovasi dan kreatifitas sangat perlu dilakukan di zaman digitalisasi seperti ini sehingga dapat menekan biaya produksi yang terbilang cukup mahal.

“Untuk itu kami akan terus melakukan pengawasan dalam hal pemberian pupuk subsidi agar tepat sasaran dengan begitu NTP Provinsi Papua bisa terkendali,” katanya.

Sementara itu Kepala BPS Provinsi Papua Adriana H. Carolina mengatakan NTP Papua Juni 2024 tercatat mengalami penurunan sebesar 0,002 persen dibandingkan NTP Mei 2024.

Berdasarkan pemantauan harga perdesaan setempat yang mana disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,473 persen, lebih lambat dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang meningkat sebesar 0,475 persen.

“Satu dari lima subsektor pertanian mengalami peningkatan yaitu subsektor Hortikultura,” ujarnya.

Menurut Adriana, subsektor yang mengalami kenaikan indeks sebesar 0,83 persen, sementara itu empat subsektor lainnya yaitu tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan mengalami penurunan.

“Di mana subsektor perikanan mengalami penurunan indeks terdalam sebesar 0,31 persen,”ujarnya.


Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2024