Timika (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Papua Tengah menggandeng para tokoh agama di daerah ini untuk mendukung pemerataan pendidikan terutama pada lima wilayah rawan konflik.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah Marthen Ukago di Timika, Kamis, mengatakan masalah pendidikan menjadi perhatian bersama seluruh elemen masyarakat termasuk para tokoh agama di daerah ini.
"Wilayah rawan konflik menjadi perhatian khusus sehingga kami menggandeng para tokoh agama, dengan tujuan percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan," katanya.
Menurutnya, Disdikbud Papua Tengah akan memberikan pelatihan khusus bagi para tokoh agama yang bertugas pada wilayah rawan konflik, untuk membagikan ilmu terkait membaca, menulis, dan menghitung (3M).
"Kami juga menyiapkan tenaga guru kontrak, disamping tokoh agama seperti pendeta, pastor dan katakeis karena mereka ini selalu ada ditempat untuk umat," ujarnya.
Dia menjelaskan, guru kontrak sewaktu-waktu akan pergi, tetapi para tokoh agama akan selalu ada di antara umat, sehingga pihaknya bermaksud menggandeng para tokoh agama untuk percepatan pembangunan bidang pendidikan di wilayah rawan konflik.
"Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan hak dari anak-anak Indonesia di Papua Tengah," katanya.
Dia menambahkan lima kabupaten yang dipetakan sebagai wilayah rawan konflik yakni Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Dogiyai dan Paniai.
"Kabupaten di Papua Tengah yang aman dari indikasi konflik yakni Nabire, Mimika, dan termasuk juga Deyai," ujarnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Tengah Marthen Ukago di Timika, Kamis, mengatakan masalah pendidikan menjadi perhatian bersama seluruh elemen masyarakat termasuk para tokoh agama di daerah ini.
"Wilayah rawan konflik menjadi perhatian khusus sehingga kami menggandeng para tokoh agama, dengan tujuan percepatan pembangunan daerah di bidang pendidikan," katanya.
Menurutnya, Disdikbud Papua Tengah akan memberikan pelatihan khusus bagi para tokoh agama yang bertugas pada wilayah rawan konflik, untuk membagikan ilmu terkait membaca, menulis, dan menghitung (3M).
"Kami juga menyiapkan tenaga guru kontrak, disamping tokoh agama seperti pendeta, pastor dan katakeis karena mereka ini selalu ada ditempat untuk umat," ujarnya.
Dia menjelaskan, guru kontrak sewaktu-waktu akan pergi, tetapi para tokoh agama akan selalu ada di antara umat, sehingga pihaknya bermaksud menggandeng para tokoh agama untuk percepatan pembangunan bidang pendidikan di wilayah rawan konflik.
"Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak, maka pemerintah berupaya untuk mewujudkan hak dari anak-anak Indonesia di Papua Tengah," katanya.
Dia menambahkan lima kabupaten yang dipetakan sebagai wilayah rawan konflik yakni Puncak, Puncak Jaya, Intan Jaya, Dogiyai dan Paniai.
"Kabupaten di Papua Tengah yang aman dari indikasi konflik yakni Nabire, Mimika, dan termasuk juga Deyai," ujarnya.