Sentani (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Jayapura Triwarno Purnomo mengingatkan warga di 139 kampung dan lima kelurahan khususnya di daerah perkotaan untuk tidak lagi membuang sampah di sungai guna mencegah bencana banjir.
“Banjir yang terjadi lima tahun lalu merupakan teguran dan introspeksi bagi warga Kabupaten Jayapura untuk terus menerus menjaga alam dan lingkungan,” katanya di Sentani, Sabtu.
Hal ini disampaikannya menyusul musim hujan yang terjadi di wilayah Jayapura dan sekitarnya, sementara kesadaran warga terhadap lingkungan yang masih cukup rendah.
Menurut Penjabat Bupati, terjadinya banjir di jalan protokol di Kota Sentani karena drainase menjadi dangkal karena sedimen serta tumpukan sampah.
“Kami minta kepada organisasi perangkat daerah (OPD) teknis seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Dinas Lingkungan Hidup untuk mengecek setiap drainase yang ada tumpukan sedimen dan sampah, agar segera diangkat,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kelestarian alam dan lingkungan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tetapi harus ada kolaborasi dan dukungan warga.
“Kami mau sampaikan bahwa sekeras apapun pemerintah bekerja tanpa adanya peran aktif warga dalam meningkatkan kesadaran lingkungan maka program dan kebijakan tidak pernah berhasil,” katanya.
Dia menambahkan, petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup bekerja siang malam untuk membersihkan sampah, tetapi tetap saja tumpukan sampah masih ada.
“Ini menandakan bahwa kesadaran warga terhadap kebersihan harus terus ditingkatkan sehingga lingkungan bersih menjadi tanggung jawab semuanya tidak hanya pemerintah daerah,” ujarnya.
Dia juga berharap untuk tidak lagi ada aktivitas perkebunan di kawasan cagar alam pegunungan Cycloop karena dapat menyebabkan banjir bandang untuk kedua kalinya.
“Kami minta tidak ada lagi aktivitas penebangan dan perambahan hutan di kawasan Cycloop karena dampaknya dirasakan tidak hanya oleh satu orang, tetapi semua orang termasuk makhluk hidup lainnya,” katanya.
“Banjir yang terjadi lima tahun lalu merupakan teguran dan introspeksi bagi warga Kabupaten Jayapura untuk terus menerus menjaga alam dan lingkungan,” katanya di Sentani, Sabtu.
Hal ini disampaikannya menyusul musim hujan yang terjadi di wilayah Jayapura dan sekitarnya, sementara kesadaran warga terhadap lingkungan yang masih cukup rendah.
Menurut Penjabat Bupati, terjadinya banjir di jalan protokol di Kota Sentani karena drainase menjadi dangkal karena sedimen serta tumpukan sampah.
“Kami minta kepada organisasi perangkat daerah (OPD) teknis seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Dinas Lingkungan Hidup untuk mengecek setiap drainase yang ada tumpukan sedimen dan sampah, agar segera diangkat,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kelestarian alam dan lingkungan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tetapi harus ada kolaborasi dan dukungan warga.
“Kami mau sampaikan bahwa sekeras apapun pemerintah bekerja tanpa adanya peran aktif warga dalam meningkatkan kesadaran lingkungan maka program dan kebijakan tidak pernah berhasil,” katanya.
Dia menambahkan, petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup bekerja siang malam untuk membersihkan sampah, tetapi tetap saja tumpukan sampah masih ada.
“Ini menandakan bahwa kesadaran warga terhadap kebersihan harus terus ditingkatkan sehingga lingkungan bersih menjadi tanggung jawab semuanya tidak hanya pemerintah daerah,” ujarnya.
Dia juga berharap untuk tidak lagi ada aktivitas perkebunan di kawasan cagar alam pegunungan Cycloop karena dapat menyebabkan banjir bandang untuk kedua kalinya.
“Kami minta tidak ada lagi aktivitas penebangan dan perambahan hutan di kawasan Cycloop karena dampaknya dirasakan tidak hanya oleh satu orang, tetapi semua orang termasuk makhluk hidup lainnya,” katanya.