Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Jayapura melalui Dinas Ketahanan Pangan mendorong masyarakat orang asli Papua (OAP) mengembangkan jagung dan cabai.
Hal ini sebagai upaya menjaga ketersediaan jagung dan cabai di pasar serta mengendalikan inflasi di Papua.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jayapura Suliyono di Sentani, Senin mengatakan masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam cabai, tomat dan bahkan jagung.
“Harga cabai di pasar masih tinggi, termasuk jagung yang harganya stabil Rp7.000 sehingga ini dapat menjadi penguatan kesejahteraan keluarga,” katanya.
Menurut Suliyono, kelompok masyarakat yang ingin menanam jagung ataupun cabai bisa melaporkan ke Dinas Ketahanan Pangan maupun Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk diperoleh bibit.
“Dukungan ini hanya sebagai “formula” bagi masyarakat untuk ada keinginan manfaatkan lahan kosongnya untuk mengembangkan jagung dan cabai ataupun tanaman jangka pendek lainnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan dorongan ke masyarakat sebagai salah satu upaya mendukung pengendalian inflasi di Papua.
“Penyebab inflasi di Papua akibat kenaikan harga barang yang terjadi di Kabupaten Jayapura sehingga melalui dorongan tersebut semoga kenaikan itu dapat ditekan,” katanya.
Ia menambahkan hal lainnya yang biasa dilakukan pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi yakni operasi pasar yang dilakukan tim pengendali inflasi daerah (TPID).
“Hampir setiap bulan atau terjadinya inflasi pasti langsung dilakukan operasi pasar dengan maksud mencari tahu apa penyebab kenaikan tersebut dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya,” ujarnya.
Hal ini sebagai upaya menjaga ketersediaan jagung dan cabai di pasar serta mengendalikan inflasi di Papua.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Jayapura Suliyono di Sentani, Senin mengatakan masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam cabai, tomat dan bahkan jagung.
“Harga cabai di pasar masih tinggi, termasuk jagung yang harganya stabil Rp7.000 sehingga ini dapat menjadi penguatan kesejahteraan keluarga,” katanya.
Menurut Suliyono, kelompok masyarakat yang ingin menanam jagung ataupun cabai bisa melaporkan ke Dinas Ketahanan Pangan maupun Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk diperoleh bibit.
“Dukungan ini hanya sebagai “formula” bagi masyarakat untuk ada keinginan manfaatkan lahan kosongnya untuk mengembangkan jagung dan cabai ataupun tanaman jangka pendek lainnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan dorongan ke masyarakat sebagai salah satu upaya mendukung pengendalian inflasi di Papua.
“Penyebab inflasi di Papua akibat kenaikan harga barang yang terjadi di Kabupaten Jayapura sehingga melalui dorongan tersebut semoga kenaikan itu dapat ditekan,” katanya.
Ia menambahkan hal lainnya yang biasa dilakukan pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi yakni operasi pasar yang dilakukan tim pengendali inflasi daerah (TPID).
“Hampir setiap bulan atau terjadinya inflasi pasti langsung dilakukan operasi pasar dengan maksud mencari tahu apa penyebab kenaikan tersebut dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengendalikannya,” ujarnya.