Timika (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, pada 2024 mengelola dana otonomi khusus Papua (otsus) sebesar Rp12 miliar untuk membina kelompok petani binaan Orang Asli Papua (OAP) di daerah ini.
Kepala Distanbun Kabupaten Mimika Alice Wanma, di Timika, Selasa (13/8), mengatakan ada sebanyak 400 kelompok petani milenial yang dibina pihaknya.
"Kami membina petani milenial usia 45 tahun ke bawah, dengan tujuan semangat yang dimiliki akan menjadi modal yang kuat untuk mendukung ketahanan pangan daerah," katanya.
Menurut Alice, dari besaran dana otsus tersebut dibagi pada beberapa bidang, yakni tanaman hortikultura yang menangani khusus buah-buahan dan sayur-sayuran.
"Juga bidang tanaman pangan khusus menangani jagung, umbi-umbian dan padi, serta bidang perkebunan ada enam komoditas, yakni kelapa, kelapa sawit, pinang, kakao, kopi, dan kelapa dalam," ujarnya.
Dia menjelaskan salah satu bidang lainnya, yakni penyuluhan dan sarana prasarana pertanian, yang fokus pada kelembagaan petani dan penyuluh melalui pelatihan-pelatihan guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari kelompok petani binaan.
"Kami membawa para petani milenial ini mengikuti pelatihan-pelatihan tentang agribisnis serta cara bercocok tanam yang baik hingga mendapatkan hasil produksi yang baik untuk dipasarkan," katanya lagi.
Pihaknya memberikan pendampingan khusus bagi kelompok petani OAP di Mimika, mulai dari proses menanam, memanen, menjual hingga mengatur keuangan yang baik untuk keberlangsungan usaha yang digeluti.
"Meskipun para petani milenial ini telah mendapatkan pelatihan terkait mengelola keuangan dan hal teknis lain, tetapi pendampingan harus tetap diberikan agar mereka terus belajar konsisten dan mandiri mengelola usaha pertaniannya," ujarnya lagi.
Kepala Distanbun Kabupaten Mimika Alice Wanma, di Timika, Selasa (13/8), mengatakan ada sebanyak 400 kelompok petani milenial yang dibina pihaknya.
"Kami membina petani milenial usia 45 tahun ke bawah, dengan tujuan semangat yang dimiliki akan menjadi modal yang kuat untuk mendukung ketahanan pangan daerah," katanya.
Menurut Alice, dari besaran dana otsus tersebut dibagi pada beberapa bidang, yakni tanaman hortikultura yang menangani khusus buah-buahan dan sayur-sayuran.
"Juga bidang tanaman pangan khusus menangani jagung, umbi-umbian dan padi, serta bidang perkebunan ada enam komoditas, yakni kelapa, kelapa sawit, pinang, kakao, kopi, dan kelapa dalam," ujarnya.
Dia menjelaskan salah satu bidang lainnya, yakni penyuluhan dan sarana prasarana pertanian, yang fokus pada kelembagaan petani dan penyuluh melalui pelatihan-pelatihan guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari kelompok petani binaan.
"Kami membawa para petani milenial ini mengikuti pelatihan-pelatihan tentang agribisnis serta cara bercocok tanam yang baik hingga mendapatkan hasil produksi yang baik untuk dipasarkan," katanya lagi.
Pihaknya memberikan pendampingan khusus bagi kelompok petani OAP di Mimika, mulai dari proses menanam, memanen, menjual hingga mengatur keuangan yang baik untuk keberlangsungan usaha yang digeluti.
"Meskipun para petani milenial ini telah mendapatkan pelatihan terkait mengelola keuangan dan hal teknis lain, tetapi pendampingan harus tetap diberikan agar mereka terus belajar konsisten dan mandiri mengelola usaha pertaniannya," ujarnya lagi.