Sentani (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura, Papua menyatakan pengelola sanggar kesenian menjadi benteng terakhir menjaga warisan budaya setempat.
Saat membuka pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM) seluruh pimpinan grup dan sanggar kesenian tradisional di Sentani, Senin, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura Delila Giay mengatakan kegiatan ini positif karena mampu meningkatkan SDM pengelola grup dan sanggar kesenian.
“Selama saya menjadi pegawai di Kabupaten Jayapura, kegiatan peningkatan SDM pengelola grup dan sanggar kesenian baru pertama digelar dan ini sangat baik sekali,” katanya.
Menurut dia, pengelola grup dan sanggar kesenian merupakan benteng terakhir penjaga budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Papua, khususnya Kabupaten Jayapura.
“SDM pengelola grup dan sanggar kesenian penjaga nilai-nilai budaya yang eksistensinya kalau tidak dijaga dan pelihara maka warisan ini akan hilang sehingga perlu ditingkatkan salah satunya melalui pelatihan seperti itu,” ujarnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura Fred Modouw mengatakan kegiatan ini juga untuk mendorong setiap grup dan sanggar memiliki badan hukum.
“Badan hukum itu sangat penting dimiliki setiap grup dan sanggar sehingga perhatian pemerintah melalui bantuan dana bisa rutin diberikan untuk pengelolaan lebih baik ke depan,” katanya.
Dia mengharapkan melalui pelatihan ini pola pikir dan tata kelola manajemen dalam pembentukan grup dan sanggar kesenian dapat dikelola dengan baik supaya menjaga nilai-nilai warisan budaya yang diaplikasikan melalui kesenian tarian.
Sebanyak 100 peserta berasal dari 35 grup dan sanggar kesenian mengikuti kegiatan yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.
Saat membuka pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM) seluruh pimpinan grup dan sanggar kesenian tradisional di Sentani, Senin, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura Delila Giay mengatakan kegiatan ini positif karena mampu meningkatkan SDM pengelola grup dan sanggar kesenian.
“Selama saya menjadi pegawai di Kabupaten Jayapura, kegiatan peningkatan SDM pengelola grup dan sanggar kesenian baru pertama digelar dan ini sangat baik sekali,” katanya.
Menurut dia, pengelola grup dan sanggar kesenian merupakan benteng terakhir penjaga budaya dan nilai-nilai kearifan lokal Papua, khususnya Kabupaten Jayapura.
“SDM pengelola grup dan sanggar kesenian penjaga nilai-nilai budaya yang eksistensinya kalau tidak dijaga dan pelihara maka warisan ini akan hilang sehingga perlu ditingkatkan salah satunya melalui pelatihan seperti itu,” ujarnya.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Jayapura Fred Modouw mengatakan kegiatan ini juga untuk mendorong setiap grup dan sanggar memiliki badan hukum.
“Badan hukum itu sangat penting dimiliki setiap grup dan sanggar sehingga perhatian pemerintah melalui bantuan dana bisa rutin diberikan untuk pengelolaan lebih baik ke depan,” katanya.
Dia mengharapkan melalui pelatihan ini pola pikir dan tata kelola manajemen dalam pembentukan grup dan sanggar kesenian dapat dikelola dengan baik supaya menjaga nilai-nilai warisan budaya yang diaplikasikan melalui kesenian tarian.
Sebanyak 100 peserta berasal dari 35 grup dan sanggar kesenian mengikuti kegiatan yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayapura Provinsi Papua.