Sentani (ANTARA) - Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia (AIHII) menyebut 74 akademisi membahas isu strategis Indo-Pasifik di Papua dalam peningkatan ekonomi dan keamanan.
“74 akademisi hubungan internasional dari 45 lembaga perguruan tinggi akan berdiskusi mengenai keilmuan hubungan internasional yang ada saat ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia Agus Haryanto di Jayapura, Rabu malam.
Ke-74 akademisi itu hadir dalam konvensi nasional XV 2024 bertema kontestasi pendekatan keamanan tradisional dan non-tradisional di kawasan Indo-Pasifik, yang diadakan AIHII bekerja sama dengan Universitas Cenderawasih (Uncen). Puluhan akademisi ini berasal dari 45 perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Menurut Agus, hubungan internasional sebagai ilmu maupun sebagai fakta harus didiskusikan sehingga perkembangannya tidak membuatnya harus tertinggal melainkan terus berkembang.
“Kami pikir hubungan internasional ini merupakan ilmu luar biasa yang mampu menjangkau dan mengetahui isu strategis apa yang terjadi dan tindakan apa harus diambil dalam menyikapi isu itu,” ujarnya.
Dia menjelaskan dunia industri dan pendidikan harus diberikan ruang seluas-luasnya dalam kemajuan bangsa Indonesia ke depan.
“Direktur PT Freeport Indonesia Claus OR Wamafma menjelaskan mengenai kondisi perusahaan mereka dalam konvensi nasional ini sehingga menjadi pengetahuan baru bagi para akademisi yang hadir,” katanya.
Dia mengharapkan semua informasi yang diperoleh dalam konvensi nasional XV ini akan dibukukan dan dijadikan pedoman dalam setiap proses perkuliahan hubungan internasional di Indonesia.
“Kami berharap lulusan-lulusan hubungan internasional mampu berbicara banyak dalam menganalisis isu-isu global dalam tatanan menjaga kedaulatan bangsa dari sektor ekonomi, keamanan dan lain sebagainya,” ujarnya.
“74 akademisi hubungan internasional dari 45 lembaga perguruan tinggi akan berdiskusi mengenai keilmuan hubungan internasional yang ada saat ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Ilmu Hubungan Internasional Indonesia Agus Haryanto di Jayapura, Rabu malam.
Ke-74 akademisi itu hadir dalam konvensi nasional XV 2024 bertema kontestasi pendekatan keamanan tradisional dan non-tradisional di kawasan Indo-Pasifik, yang diadakan AIHII bekerja sama dengan Universitas Cenderawasih (Uncen). Puluhan akademisi ini berasal dari 45 perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Menurut Agus, hubungan internasional sebagai ilmu maupun sebagai fakta harus didiskusikan sehingga perkembangannya tidak membuatnya harus tertinggal melainkan terus berkembang.
“Kami pikir hubungan internasional ini merupakan ilmu luar biasa yang mampu menjangkau dan mengetahui isu strategis apa yang terjadi dan tindakan apa harus diambil dalam menyikapi isu itu,” ujarnya.
Dia menjelaskan dunia industri dan pendidikan harus diberikan ruang seluas-luasnya dalam kemajuan bangsa Indonesia ke depan.
“Direktur PT Freeport Indonesia Claus OR Wamafma menjelaskan mengenai kondisi perusahaan mereka dalam konvensi nasional ini sehingga menjadi pengetahuan baru bagi para akademisi yang hadir,” katanya.
Dia mengharapkan semua informasi yang diperoleh dalam konvensi nasional XV ini akan dibukukan dan dijadikan pedoman dalam setiap proses perkuliahan hubungan internasional di Indonesia.
“Kami berharap lulusan-lulusan hubungan internasional mampu berbicara banyak dalam menganalisis isu-isu global dalam tatanan menjaga kedaulatan bangsa dari sektor ekonomi, keamanan dan lain sebagainya,” ujarnya.