Sentani (ANTARA) - World Wide Fund for Nature atau WWF bersama media Papua berkolaborasi dalam menjaga alam di daerah setempat.
WWF menggelar media gathering dengan tema merajut sinergi kolaborasi media dalam membangun Papua melalui isu biodiversitas dan masyarakat adat pada Jumat.
Communication and LC Coordinator WWF Jeni B Karay di Sentani, Jumat, mengatakan media gathering yang dijadwalkan selama ini akhirnya terjadi, dengan harapan isu lingkungan dapat terus disiarkan.
“Kami (WWF) menyadari dalam pekerjaan yang dilakukan dalam isu lingkungan global secara khusus Indonesia tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari media,” katanya.
Menurut Jeni, peran media sangat penting dalam menyuarakan isu-isu lingkungan atau alam yang saat ini sedang dikerjakan oleh WWF.
“Kami sangat sadar peran media begitu besar, sehingga diharapkan media gathering tidak dilakukan hanya sekali tetapi dapat dilaksanakan setiap bulan atau dua bulan sekali sehingga isu lingkungan dan alam semakin kuat,” ujarnya.
Dia menjelaskan tujuan dari media gathering ini untuk mendekatkan WWF dengan media sehingga informasi yang dikerjakan WWF dapat sampai ke masyarakat.
“Intinya kalau mau menjaga alam Papua tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus bekerja sama salah satu hubungan yang sedang dibangun oleh WWF dan media di Papua,” katanya.
Sementara itu Planning, Monitoring and Evaluation Specialist WWF Rina Oktarianti mengatakan kerja sama dengan media perlu ditingkatkan guna menyampaikan isu lingkungan dan alam Papua.
“Untuk menjaga alam Papua tidak bisa sendiri dalam peribahasa asing individually, we are one drop, together, we are an ocean atau secara individu, kita adalah satu tetes, namun secara keseluruhan, kita adalah lautan,” ujarnya
Pemimpin Redaksi (Pemred) Jujur Bicara (Jubi) salah satu pemimpin media lokal Papua, Jean Bisay, menyambut baik kegiatan media gathering supaya sama-sama tahu mengenai isu lingkungan dan alam Papua yang selama ini telah dikerjakan oleh WWF.
“Tugas menjaga alam Papua bukan hanya ada di WWF tetapi semua elemen masyarakat ada kelompok adat termasuk media,” katanya.
WWF menggelar media gathering dengan tema merajut sinergi kolaborasi media dalam membangun Papua melalui isu biodiversitas dan masyarakat adat pada Jumat.
Communication and LC Coordinator WWF Jeni B Karay di Sentani, Jumat, mengatakan media gathering yang dijadwalkan selama ini akhirnya terjadi, dengan harapan isu lingkungan dapat terus disiarkan.
“Kami (WWF) menyadari dalam pekerjaan yang dilakukan dalam isu lingkungan global secara khusus Indonesia tidak dapat bekerja sendiri tanpa dukungan dari media,” katanya.
Menurut Jeni, peran media sangat penting dalam menyuarakan isu-isu lingkungan atau alam yang saat ini sedang dikerjakan oleh WWF.
“Kami sangat sadar peran media begitu besar, sehingga diharapkan media gathering tidak dilakukan hanya sekali tetapi dapat dilaksanakan setiap bulan atau dua bulan sekali sehingga isu lingkungan dan alam semakin kuat,” ujarnya.
Dia menjelaskan tujuan dari media gathering ini untuk mendekatkan WWF dengan media sehingga informasi yang dikerjakan WWF dapat sampai ke masyarakat.
“Intinya kalau mau menjaga alam Papua tidak bisa bekerja sendiri, tetapi harus bekerja sama salah satu hubungan yang sedang dibangun oleh WWF dan media di Papua,” katanya.
Sementara itu Planning, Monitoring and Evaluation Specialist WWF Rina Oktarianti mengatakan kerja sama dengan media perlu ditingkatkan guna menyampaikan isu lingkungan dan alam Papua.
“Untuk menjaga alam Papua tidak bisa sendiri dalam peribahasa asing individually, we are one drop, together, we are an ocean atau secara individu, kita adalah satu tetes, namun secara keseluruhan, kita adalah lautan,” ujarnya
Pemimpin Redaksi (Pemred) Jujur Bicara (Jubi) salah satu pemimpin media lokal Papua, Jean Bisay, menyambut baik kegiatan media gathering supaya sama-sama tahu mengenai isu lingkungan dan alam Papua yang selama ini telah dikerjakan oleh WWF.
“Tugas menjaga alam Papua bukan hanya ada di WWF tetapi semua elemen masyarakat ada kelompok adat termasuk media,” katanya.