Jayapura (ANTARA) - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Papua mengekspor 1,2 ton kopi yang diolah Koperasi Emas Hijau Papua ton ke Jepang dan Belanda melalui Pelabuhan Jayapura.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Faturachman di Jayapura, Kamis, mengatakan kegiatan ekspor kopi Papua perdana ini merupakan salah satu bentuk dukungan berkelanjutan guna pengembangan kualitas kopi Papua di kancah internasional.
"Ini juga bentuk kerja sama antara pemerintah, BI, komunitas kopi, akademisi dan pelaku usaha serta media massa sehingga kami bisa melakukan ekspor kopi Papua," katanya.
Menurut Faturachman, kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat berpotensi dalam mendukung perkembangan perekonomian di Papua karena dapat memberikan dampak yang cukup tinggi baik itu bagi pegiat kopi, pemilik kafe (Barista).
"Kami berharap dengan adanya kegiatan ekspor ini kopi Papua tidak hanya semakin kuat tetapi juga dapat menjadi transaksi dagang yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani kopi Papua ke depannya," ujarnya.
Dia menambahkan rangkaian kegiatan pengembangan kopi yang dilakukan pihaknya BI Papua telah dimulai dari "sensory bootcamp" (workshop tatap muka) pada 19-21 Juni 2024.
"Ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan, kompetensi dan 'technical skill' pegiat kopi di Papua dalam menghasilkan dan menyajikan kopi berstandar internasional," katanya lagi.
KPw Bank Indonesia Provinsi Papua terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk produksi kopi yang berkualitas tetapi juga dari sisi petani kopi juga dilatih untuk menghasilkan kopi yang berkualitas.
Kepala Kopi Koperasi Emas Hijau Papua Yafet Wetipo mengatakan setelah koperasi tersebut terbentuk pada Februari 2023 kemudian BI Papua mulai melakukan pembinaan terhadap petani sehingga meningkatkan kualitas volume produksi.
"Hal ini juga disebabkan karena permintaan yang cukup banyak sehingga kami berharap kegiatan ekspor kopi Papua bisa terus dilakukan," katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Faturachman di Jayapura, Kamis, mengatakan kegiatan ekspor kopi Papua perdana ini merupakan salah satu bentuk dukungan berkelanjutan guna pengembangan kualitas kopi Papua di kancah internasional.
"Ini juga bentuk kerja sama antara pemerintah, BI, komunitas kopi, akademisi dan pelaku usaha serta media massa sehingga kami bisa melakukan ekspor kopi Papua," katanya.
Menurut Faturachman, kopi merupakan salah satu komoditas yang sangat berpotensi dalam mendukung perkembangan perekonomian di Papua karena dapat memberikan dampak yang cukup tinggi baik itu bagi pegiat kopi, pemilik kafe (Barista).
"Kami berharap dengan adanya kegiatan ekspor ini kopi Papua tidak hanya semakin kuat tetapi juga dapat menjadi transaksi dagang yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan petani kopi Papua ke depannya," ujarnya.
Dia menambahkan rangkaian kegiatan pengembangan kopi yang dilakukan pihaknya BI Papua telah dimulai dari "sensory bootcamp" (workshop tatap muka) pada 19-21 Juni 2024.
"Ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan, kompetensi dan 'technical skill' pegiat kopi di Papua dalam menghasilkan dan menyajikan kopi berstandar internasional," katanya lagi.
KPw Bank Indonesia Provinsi Papua terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk produksi kopi yang berkualitas tetapi juga dari sisi petani kopi juga dilatih untuk menghasilkan kopi yang berkualitas.
Kepala Kopi Koperasi Emas Hijau Papua Yafet Wetipo mengatakan setelah koperasi tersebut terbentuk pada Februari 2023 kemudian BI Papua mulai melakukan pembinaan terhadap petani sehingga meningkatkan kualitas volume produksi.
"Hal ini juga disebabkan karena permintaan yang cukup banyak sehingga kami berharap kegiatan ekspor kopi Papua bisa terus dilakukan," katanya.