Sentani (ANTARA) - Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kedutaan Selandia Baru memperkuat rantai nilai sagu di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, dengan menyerahkan unit rumah produksi bagi masyarakat adat di tiga kampung.
Perwakilan FAO Indonesia Rajendra Aryal saat menghadiri Festival Sagu Babrongko di Sentani, Rabu, mengatakan tiga kampung yang mendapat dukungan unit rumah pengolahan sagu yakni Yoboi, Simporo dan Babrongko (YOSIBA).
"Dalam dua bulan terakhir, masyarakat dapat memproduksi 51 pohon sagu dengan nilai ekonomi lebih dari Rp120 juta, ini membuktikan masyarakat bisa langsung merasakan dampak ekonominya," katanya.
Menurut Rajendra, Papua memiliki peluang besar mengembangkan pangan lokal sebagai sumber ekonomi alternatif, sagu menjadi komoditas strategis di tengah tantangan ketahanan pangan dan kebutuhan diversifikasi pangan dunia.
"Produk sagu berhasil tembus hingga ke Italia mengikuti pameran pangan dunia di Roma, dan pengunjung internasional sangat antusias ketika itu," ujar dia.
Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Philip Nathan Taula mengatakan mereka sangat mendukung pengolahan komoditas sagu oleh masyarakat adat YOSIBA.
"Kami ini memastikan program ini berlanjut karena jelas memberi manfaat langsung bagi masyarakat lokal pada tiga kampung yakni Yoboi, Simporo dan Babrongko," katanya.
Setelah mengunjungi secara langsung lokasi produksi membuat mereka memahami potensi industri sagu sebagai rantai nilai yang harus diperkuat bersama, ujar dia.
"Kami berterima kasih karena masyarakat adat masih tetap menjaga dan melestarikan komunitas sagu, kami berkomitmen untuk memperluas pelatihan, produksi dan pemasaran agar bernilai ekonomis bagi masyarakat lokal," katanya.