Sentani (ANTARA) - Wakil Bupati (Wabup) Jayapura Haris Richard Yocku meminta masyarakat memahami persoalan nyata di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari menyusul meninggalnya seorang ibu dan bayi dalam kandungan yang menjadi sorotan publik di sosial media.

Wabup Haris Richard Yocku di Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat, mengatakan peristiwa tersebut tidak dapat dilihat dari dampak akhir, tetapi harus dipahami akar persoalannya, termasuk berbagai kendala non-medis di fasilitas kesehatan.

"Beberapa hari lalu terjadi pemalangan air bersih di RSUD Yowari, kami sudah turun bersama DPRK dan polres, dan baru saja dibuka," katanya.

Dia menjelaskan pemalangan air bersih di RSUD Yowari berdampak pada kelancaran pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Musibah meninggalnya ibu dan bayi itu, katanya, tidak semata-mata karena kelalaian tenaga medis, tetapi juga karena pasien datang dalam kondisi genting.

"Perlu saya sampaikan, kita sebagai masyarakat hanya melihat dampaknya saja tetapi tidak melihat persoalan yang terjadi di rumah sakit," ujarnya.

Dia menjelaskan tenaga kesehatan, baik perawat, dokter, maupun paramedis, telah berupaya maksimal menjalankan tugas mereka tetapi tidak semua kondisi dapat diprediksi ketika pasien datang dalam keadaan kritis.

"Kita tidak bisa menahan kematian, kita tidak bisa tahu kegagalan apa yang mungkin terjadi. Tugas kita yakni memberi kesempatan bagi petugas untuk bekerja," katanya.

Pihak keluarga almarhumah, Ivon Kabey, mengatakan pasien meninggal dunia, Irene Sokoy (28), tidak mendapat penanganan memadai sejak di RSUD Yowari sehingga dirujuk ke beberapa rumah sakit lain, sebelum akhirnya meninggal dalam perjalanan ke RSUD Dok II Kota Jayapura.

"Sejak awal adik ipar saya tidak ditangani dengan baik, kami ke beberapa rumah sakit dan terus ditolak, sampai akhirnya adik saya meninggal dalam perjalanan bersama bayi yang dikandung," katanya.


Pewarta : Agustina Estevani Janggo
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2025