Jayapura (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Jayapura memastikan seluruh fasilitas telah siap sehingga mendukung pelaksanaan ekspor "direct call" atau secara langsung, meski realisasinya masih terkendala jumlah komoditas yang belum memenuhi kuota minimal.

General Manager Pelindo Regional 4 Jayapura, Ramdan Kyai Demak di Jayapura, Papua, Selasa (25/11), mengatakan kesiapan infrastruktur pelabuhan, mulai dari panjang dermaga, kedalaman kolam, hingga fasilitas bongkar muat, telah memenuhi standar untuk melayani kapal berkapasitas besar yang melakukan ekspor langsung ke negara tujuan.

"Namun 'direct call' harus dilakukan secara rutin serta wajib memenuhi syarat minimal 150 kontainer setiap pengapalan," katanya.

Menurut Ramdan, untuk itu pihaknya mengusulkan adanya konsolidasi kargo dari berbagai daerah di Papua, seperti Biak, Nabire, hingga Sorong.

"Sehingga volume muatan bisa mencapai angka minimal untuk memberangkatkan kapal secara langsung dari Jayapura," ujarnya.

Dia menjelaskan kolaborasi lintas daerah, penting diwujudkan guna memastikan rantai pasok ekspor tetap berkelanjutan dan mampu menarik minat perusahaan pelayaran untuk membuka layanan direct call di Papua.

"Kami berharap pemerintah dapat memberikan kemudahan regulasi dan dukungan kebijakan sehingga aktivitas ekspor bisa berlangsung lebih efektif dan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar bagi Papua," ujarnya.

Dia menambahkan dengan kondisi ini membuat ekspor dari Papua masih harus dikonsolidasikan terlebih dahulu agar bisa dilakukan ekspor langsung.

"Kami menilai direct call akan memberikan manfaat besar bagi para pelaku usaha di wilayah timur Indonesia," ujarnya.

 


Pewarta : Qadri Pratiwi
Editor : Muhsidin
Copyright © ANTARA 2025